SAUH BAGI JIWA
“Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan“
“Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan“
Dalam sejarah, seorang raja dapat memerintah di satu ataupun beberapa negara di wilayah tertentu. Masa pemerintahan raja pun terbatas. Seorang raja dapat memerintah dalam kurun waktu yang panjang ataupun pendek. Kadangkala, sebelum seorang raja meninggal, ia bahkan sudah digantikan oleh raja yang lain.
Ada raja yang melindungi dan memelihara rakyatnya. Tetapi tidak sedikit raja yang menyengsarakan bahkan membunuh rakyatnya sendiri. Alkitab pun mencatatkan gambaran raja-raja yang hidup bersenang-senang dalam kemewahannya. Dengan kekuatan pasukan tentara bersenjata, para raja tersebut bukan hanya berperang melawan musuh yang ingin menggoyahkan kerajaannya, melainkan juga menguasai rakyatnya agar mereka tunduk kepadanya.
Selain itu, mereka juga memungut pajak yang seringkali memberatkan kehidupan rakyat. Mereka menuntut rakyat untuk patuh pada titah yang dikeluarkan kerajaan, sedangkan mereka sendiri berada di atas hukum.
Meskipun demikian, Alkitab mencatatkan kehidupan raja-raja yang menjadi teladan baik bagi rakyat maupun bagi para pembaca di zaman modern ini, di dalam menaati hukum Tuhan.
Rasul Yohanes dalam kitab Wahyu, menuliskan penglihatan yang dilihatnya mengenai Tuhan Yesus. Ia adalah “Raja segala raja” dan Tuan di atas segala tuan.”
Namun, berbeda dengan raja-raja di dunia pada umumnya, Yesus Kristus adalah Raja yang berkuasa atas seluruh umat manusia, termasuk raja-raja dunia itu sendiri. Dia bahkan berkuasa atas seluruh dunia dan alam semesta. Oleh sebab itu, Ia disebut sebagai Raja segala raja—Maharaja yang tiada bandingannya.
Meskipun demikian, sebagai Maharaja, Ia justru menjelma menjadi manusia dengan misi untuk menyelamatkan umat manusia yang berada di bawah kuasa dosa. Menjadi sama seperti manusia, Yesus bahkan hidup menderita. “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya,” penulis Injil Lukas menggambarkan penderitaan hidup Yesus (Luk 9:58).
Selama hidup-Nya, Ia bekerja siang-malam untuk memberitakan Injil dan menyembuhkan orang-orang sakit maupun mengusir roh-roh jahat yang merasuki orang-orang. Dia sering kurang tidur dan menjalani perjalanan ke tempat-tempat jauh yang melelahkan. Bukan hanya itu, Dia juga sering diancam dan dihina oleh orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya. Pada akhir hidup-Nya, Ia dibunuh dengan cara dipakukan pada kayu salib.
Kesemuanya itu, Yesus lakukan untuk menyelesaikan misi-Nya menjadi Juru Selamat manusia. Dia menderita demi menyelamatkan kita semua.
Setelah dikuburkan, pada hari ketiga Yesus bangkit, mengalahkan kuasa maut, mengalahkan Iblis yang adalah raja dunia. Dengan demikian, Kristus menjadi Raja segala raja, berkuasa atas maut sekalipun!
Dia adalah Raja yang kita sembah, sebab Ia telah menyelamatkan kita dari dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Sebagai Maharaja, Dia juga adalah terang kita. Firman-Nya menjadi pelita bagi jalan hidup. Dia memberikan damai sejahtera dan sukacita baik dalam hidup di dunia maupun kehidupan kelak nanti setelah kita meninggalkan dunia.
Oleh karena itu, Yesus Sang Maharaja patut dipuji. Kita sungguh bersyukur telah menjadi umat-Nya. Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk menaati perintah-Nya, mengambil bagian dalam pelayanan-Nya untuk memberitakan jalan keselamatan yang telah Ia rencanakan bagi umat manusia. Dengan demikian, mereka yang percaya beroleh pembebasan dari kuasa dosa, beroleh janji pencurahan Roh Kudus dan beroleh janji penyertaan Tuhan sehingga Kristus dapat menjadi Raja atas diri kita. Haleluya!