SAUH BAGI JIWA
“Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.“
“Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.“
Dalam kitab Amsal kita sering melihat kalimat-kalimat perbandingan yang menyandingkan dua hal yang berlawanan. Contohnya, orang bijaksana dan orang bebal, orang saleh dan orang fasik, orang yang takut akan Tuhan dan orang bodoh, orang sesat dan orang jujur, dan sebagainya.
Amsal 10:32 secara khusus berbicara tentang bibir atau perkataan. Ada perbedaan yang jelas antara perkataan orang benar dan perkataan orang fasik. Dalam Amsal 10:11 dituliskan, “Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.” Kemudian, Amsal 10:21 menyebutkan bahwa bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi. Perkataan atau lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan (Ams 15:2a).
Dari ayat-ayat ini kita bisa melihat perbedaan yang kontras antara buah perkataan orang benar dan orang fasik. Misalkan saja, saat seseorang melakukan kesalahan, perkataan seperti apakah yang akan kita lontarkan? Apalagi ketika kesalahan itu dilakukan terhadap diri kita, mungkin kita secara spontan akan menegur dalam amarah bahkan dengan perkataan yang menyakitkan–yang tanpa sadar justru akan semakin melukai hati orang tersebut; dibandingkan dengan teguran yang sopan namun disertai dengan kritikan yang membangun dan menghibur hati. Sebagai orang beriman, kita bisa memilih sikap hidup seperti apa yang harus kita miliki.
Penatua Yakobus mengajarkan bahwa dengan lidahnya manusia dapat memuji Tuhan tetapi juga dapat mengutuk (Yak 3:8-10). Perkataan yang kita lontarkan dapat berdampak sangat besar terhadap diri sendiri maupun orang lain. Karena itu, kita harus senantiasa bijak dan berhati-hati dalam berbicara. Walaupun sulit, kita harus berusaha dan mengingat bahwa setiap perkataan sia-sia yang keluar dari mulut kita harus dipertanggungjawabkan (Mat 12:36). Haleluya.