SAUH BAGI JIWA
Mengenal dan sekadar tahu nama seseorang tentu dua hal yang berbeda. Mengenal seseorang berarti mengetahui karakter orang tersebut, termasuk apa yang ia sukai dan apa yang ia tidak sukai. Hal ini juga dapat diketahui ketika kita sedang berbincang dengan orang tersebut, apakah banyak topik pembicaraan yang bisa dibahas atau tidak. Semakin kita mengenal orang tersebut, maka semakin banyak topik pembicaraan yang dapat dibahas bersama orang tersebut dan durasi pembicaraan juga dapat menjadi cukup panjang.
Dalam Amsal 30 ini, Agur bin Yake mengatakan kalau ia tidak dapat mengenal Yang Mahakudus karena ia tidak mempelajari hikmat. Apa itu hikmat? Dalam Ayub 28:28 mengatakan “Tetapi kepada manusia ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi. Jadi, hikmat adalah takut akan Tuhan yang berarti menaati semua perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya yang tertuang di dalam Alkitab.
Semakin sering kita membaca dan merenungkan isi Alkitab, maka sudah sepatutnya pengenalan kita terhadap Tuhan juga menjadi semakin dalam sehingga kita semakin paham apa yang Tuhan sukai dan apa yang Tuhan tidak sukai layaknya sahabat karib yang saling mengenal satu sama lain. Semakin kita paham apa yang Ia sukai dan apa yang Ia tidak sukai, maka kita akan semakin berusaha melakukan hal-hal yang Ia sukai untuk menyenangkan hati-Nya dan menjauhi hal-hal yang tidak Ia sukai supaya kita tidak terkena murka-Nya.
Tidak hanya itu, semakin kita mengenal Tuhan melalui firman-Nya, maka kita semakin paham betapa besarnya Tuhan yang telah naik ke surga lalu turun dan betapa maha kuasanya Tuhan yang mengumpulkan angin dalam genggam-Nya, membungkus air dengan kain, serta yang telah menetapkan segala ujung bumi. Setelah memahami semua ini, sudah sepatutnya kita merasa gentar dan takut untuk melanggar perintah-Nya.
Sudah sejauh mana kita mengenal Tuhan yang kita sembah? Sudahkah kita senantiasa berusaha mentaaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya?