SAUH BAGI JIWA
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang“
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang“
Ketika orang lain mengetahui bahwa saya adalah seorang Kristen, seringkali mereka bertanya tentang masalah gereja atau kepercayaan. Saya merasa seolah-olah di atas kepala saya ada sebuah tanda “lingkaran putih”. Tetapi hal itu pun sekaligus menjadi peringatan bagi saya untuk lebih menjaga perkataan dan perbuatan. Sebab bila saya berbuat salah maka akan mempermalukan status sebagai orang Kristen.
Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat bahwa mereka semua telah mengenakan ‘manusia baru’ yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Ef 4:24). Kita harus membiarkan hati kita diperbaharui oleh Roh Kudus, sehingga kita dapat hidup dalam kemuliaan-Nya dan mempertahankan hati kita untuk-Nya.
Menjelang kelulusan sekolah, saya mulai mencoba untuk melamar pekerjaan. Dan saya mendapatkan panggilan wawancara kerja di beberapa perusahaan. Dalam proses itu saya mendapati bahwa ternyata bukan hanya kemampuan kerja kita saja yang dinilai, tetapi juga sikap-sikap yang kita tunjukkan. Bersyukur pada Tuhan, karena ternyata para manajer perusahaan yang mewawancarai saya umumnya mendapatkan kesan yang baik.
Cara penilaian tersebut dilatarbelakangi oleh perkembangan dunia usaha saat ini, yang telah memasuki era globalisasi, informasi serta pasar bebas. Semua itu telah mendorong banyak perusahaan untuk mulai menerapkan corporate identification system (CIS), dimana perubahan total dilakukan untuk membentuk kembali citra yang baik agar mendapat sambutan positif. Citra yang baik telah menjadi suatu hal yang begitu penting bagi hidup perusahaan.
Lalu sekarang bagaimana dengan citra atau rupa Kristen kita? Ada dua bagian yang membentuk ‘rupa’, yaitu ‘tubuh luar’ dan ‘hati’. Demikian pula, pada mulanya Tuhan menciptakan manusia menurut rupa-Nya agar manusia dapat mewakili kemuliaan-Nya serta sifat-sifat-Nya yang agung dan indah melalui perilaku, perbuatan, pikiran maupun hati kita. Namun sangat disayangkan, manusia telah kehilangan rupa Tuhan oleh karena berbuat dosa (Rm 3:23).
Pada hari ini kita tidak boleh lupa bahwa kita adalah ciptaan baru dalam Kristus (2Kor 5:17). Kita adalah rupa hidup-Nya. Di dalam tubuh kita terdapat pertumbuhan kehidupan milik Tuhan, yang tanpa kita sadari membuat rupa tubuh kita semakin hari semakin baik dan lembut sehingga mempunyai kebenaran, kebaikan dan kemuliaan Allah. Oleh sebab itu kita harus membiarkan hati kita diperbaharui oleh Roh Kudus, sehingga kita dapat hidup dalam kemuliaan-Nya dan mempertahankan hati kita dalam kekudusan Allah.
Cara gereja dalam mengabarkan Injil boleh saja terus berubah demi kemajuan, tetapi kita tidak boleh melepaskan kehidupan Kristen yang ada dan mengikuti moral atau pandangan nilai duniawi. Ketika orang bertanya kepada kita: “Apakah kamu seorang pengikut Yesus?” Apakah kita bisa menjawabnya dengan tegas? Semoga kita semua dapat menghidupkan rupa-Nya di dalam diri kita masing-masing Haleluya.