SAUH BAGI JIWA
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula“
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula“
Pada saat pertama kali kita menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat, semangat kita pasti berkobar-kobar bagaikan api. Kita rajin beribadah, melayani Tuhan, bahkan sampai rela mengorbankan waktu, tenaga dan uang untuk-Nya. Tetapi seringkali semangat manusia seperti semangat minuman bersoda, sementara dan sesaat—cepat naik buihnya dan cepat hilang pula karena dipengaruhi oleh waktu dan keadaan.
Sama halnya dengan murid-murid Tuhan Yesus, ketika mereka dipanggil menjadi penjala manusia, mereka begitu bersemangat membantu pelayanan Tuhan Yesus. Tetapi ketika Tuhan Yesus ditangkap, disalib dan dibunuh, semangat mereka mulai mengalami kemunduran. Simon Petrus bahkan berkata, “Aku pergi menangkap ikan.” Petrus tidak lagi bersemangat untuk menjadi penjala manusia, dia telah kehilangan semangat melayani. Bahkan murid-murid yang lain pun mengalami hal yang sama, “kami pergi juga dengan engkau” (Yoh 21:3).
Sungguh ironis, semangat yang besar menjadi lesu karena merasa bahwa Tuhan Yesus sudah tidak lagi bersama-sama dengan mereka. Pernahkah kita mengalami hal yang sama? Ketika kita melihat para saudara-saudari seiman disekitar kita tidak lagi giat beribadah maupun melayani, sehingga kita pun ikut-ikutan menjadi tidak bersemangat. Kita mulai berkata, “Saya merasa kecewa melihat keadaan saat ini.” Pada akhirnya, kita menjadi serupa dengan murid-murid Tuhan Yesus yang kembali menjadi nelayan ikan.
Sesungguhnya, Tuhan Yesus tidak meninggalkan murid-murid-Nya dan tidak pernah meninggalkan kita. Penulis Injil Yohanes memaparkan bahwa Tuhan Yesus menyapa dan bertanya kepada mereka, tetapi mereka tidak menyadari bahwa yang menyapa itu adalah guru-Nya. Akhirnya Tuhan Yesus berkata, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh” (Yoh 21:6). Sungguh luar biasa, ketika murid-murid menebarkan jalan mereka seperti apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yesus, mereka mendapatkan banyak ikan.
Setelah itu barulah murid-murid mengetahui bahwa orang itu adalah Tuhan Yesus, guru mereka. Yesus hadir di antara mereka untuk mengingatkan kembali semangat yang semula agar mereka kembali menjadi penjala manusia. Tuhan Yesus-pun mengingatkan Simon Petrus secara pribadi, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Disadari atau tidak, mungkin kita telah kehilangan semangat yang semula. Hati dan pikiran kita sudah tersita pada sekolah atau kuliah, bisnis, hobby, dan kesibukan lainnya. Kita tidak lagi menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang utama dalam hidup ini; sehingga apa yang kita kerjakan tidak memberikan hasil yang maksimal—sama seperti murid-murid-Nya yang tidak menangkap apa-apa, walaupun mereka telah berusaha menangkap ikan sepanjang malam.
Marilah kita kembali kepada semangat yang semula untuk beribadah dan melayani-Nya, seperti pada saat pertama kali kita jatuh cinta kepada Tuhan Yesus. Roh Kudus adalah bukti nyata bahwa Tuhan Yesus selalu hadir dalam hidup kita, mengingatkan dan menegur dengan lembut agar kita kembali kepada semangat yang semula.