SAUH BAGI JIWA
“Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia“
()
“Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia“
()
“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” kita seringkali mendengarnya. Peribahasa ini umumnya digunakan untuk menggambarkan hubungan orangtua dengan anak. Jika orang tuanya berperilaku buruk, seringkali anak-anaknya juga belajar dari orangtua mereka dan melakukan hal-hal yang buruk pula. Like father, like son, demikian pepatah dalam bahasa Inggris, yang secara harfiah berarti: Ayahnya seperti itu, demikian pula anaknya. Namun, kedua peribahasa di atas ternyata tidak berlaku bagi kehidupan Raja Yosia.
Yosia terlahir ke dalam keluarga kerajaan, tetapi perbuatan para pendahulunya begitu buruk. Hanya Raja Hizkia, kakek buyut Yosia, yang termasuk raja yang baik. Selebihnya, seperti halnya kakek Yosia, Raja Manasye, dan ayah Yosia, Raja Amon, adalah raja-raja yang sangat jahat dalam perbuatan dan kehidupan mereka.
Silsilah keluarganya dengan kehidupan mereka yang begitu buruk, lantas tidak membuat Yosia sama dengan pendahulu-pendahulunya. Setiap manusia memiliki pilihan dalam hidupnya, apakah ia mau hidup benar di mata Tuhan, atau sebaliknya, melakukan apa yang jahat di hadapan-Nya. Jika ia memilih untuk hidup di jalan Tuhan, maka ia akan menjadi generasi emas di tengah angkatan yang jahat di mata Tuhan.
Bagaimana kehidupan raja Yosia sendiri? Langkah awal yang dilakukannya adalah memperbaiki rumah Allah. Karena hati Yosia tertuju kepada Tuhan, akhirnya kitab Taurat ditemukan. Ditemukannya kitab Taurat ini menunjukkan bahwa pada masa-masa itu, firman Allah sudah tidak lagi dibacakan, apalagi menjadi pedoman bagi kehidupan kerajaan Yehuda. Akibatnya, kemunduran moral terjadi pada orang-orang di sepenjuru kerajaan, dan dosa merajalela dari generasi ke generasi. Pada jaman Yosia-lah, ia mulai mendorong agar seluruh rakyatnya bertobat dan kembali kepada jalan Tuhan.
Langkah kedua, Yosia membuang segala dosa yang ada di dalam rumah Tuhan dan di lingkungan kerajaannya. Segala perkakas yang telah dibuat untuk Baal dan Asyera dan untuk tentara langit dibakar semuanya. Yosia juga memberhentikan para imam dewa asing yang telah diangkat oleh raja-raja Yehuda. Yosia menghentikan segala aktivitas penyembahan allah bangsa lain dan mentahirkan pusat-pusat penyembahan berhala di Yehuda sehingga tempat-tempat tersebut tidak dapat lagi digunakan sebagai tempat penyembahan berhala.
Langkah ketiga Yosia adalah melakukan gebrakan rohani yang cukup besar, yaitu merayakan kembali paskah bagi Tuhan. Paskah semacam itu tidak pernah lagi dirayakan di Israel sejak nabi Samuel. Seorangpun di antara raja-raja orang Israel tidak pernah merayakan Paskah seperti yang dirayakan Yosia dengan para imam dan orang-orang Lewi, dengan seluruh orang Yehuda dan Israel yang dapat hadir, dan dengan penduduk Yerusalem (2 Taw 35:18).
Sebelumnya, sejak jaman Hakim-Hakim dan jaman kerajaan Israel, termasuk masa pemerintahan Daud, Paskah tidak lagi diperingati. Peringatan Paskah terakhir justru dilakukan di jaman Yosua (Yos 5:10-11)!
Kematian raja Yosia—yang terkenal saleh dan yang merupakan generasi emas di antara raja-raja Yehuda—sangat diratapi oleh segenap bangsa Israel, termasuk Nabi Yeremia. Bahkan Yeremia secara khusus menuliskan Kitab Ratapan untuk mengenang kehidupan Raja Yosia. Oleh karena pembaharuan yang dilakukan Raja Yosia, bangkitlah generasi emas berikutnya yaitu Daniel, Hananya, Misael dan Azarya—yang diceritakan lebih lanjut dalam Kitab Daniel.
Bagaimanakah dengan kita pada hari ini? Apakah kita mau mengambil bagian menjadi generasi emas, atau sebaliknya—membuat Tuhan bersedih karena menjadi generasi yang bengkok di hadapan-Nya? Hiduplah dengan mencari Tuhan dan melakukan kehendak-Nya, maka kita akan menjadi generasi emas di jaman sekarang.