SAUH BAGI JIWA
“Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya“
“Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya“
Ada pepatah yang berbunyi, “Keledai tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.” Artinya, sebebal-bebalnya keledai, binatang itu belajar dari pengalaman terdahulunya. Pepatah tersebut mengajarkan bahwa saat kita menolak untuk belajar dari pengalaman, maka suatu saat kita akan kembali melakukan kesalahan yang sama, bahkan lebih parah dari yang sebelumnya.
Dalam suratnya, Rasul Petrus memberikan pengalaman berharga lainnya, yaitu: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1Ptr 5:8). Sadar dan berjaga-jaga merupakan sikap penting dalam melewati cobaan, ujian dan godaan si jahat. Firman Tuhan menjelaskan, bahwa Iblis—lawan kita—mencari titik lemah setiap anak-anak Tuhan.
Iblis pun berusaha untuk menjatuhkan murid-murid Tuhan Yesus satu per satu. Seperti halnya: Yudas Iskariot—murid yang dipercayai Tuhan Yesus untuk memegang kas pelayanan—pada akhirnya dipenuhi oleh ketamakan sehingga hatinya dirasuk oleh si jahat; Yohanes dan Yakobus terjebak dalam sikap mencari siapa yang terbesar di antara murid-murid; Petrus terkurung dalam kesombongannya, bahwa imannya tidak akan jatuh meskipun murid-murid yang lain jatuh—justru malah dia-lah yang menyangkal Tuhan Yesus tiga kali. Semua murid Tuhan tidak lepas dari serangan-serangan Iblis yang menjatuhkan iman.
Iblis bagaikan singa yang berjalan keliling mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Singa mencari mangsa yang lemah, seperti rusa muda, kijang yang terluka atau hewan yang lengah dan tidak waspada. Sebagai pemuda tentu kita banyak memiliki kelemahan. Iblis akan melihat hal-hal itu sebagai peluang untuk menyerang kita. Berjaga-jagalah dalam doa agar rohani kita terjaga, tidak tertidur dan terhindar dari godaan dosa. Saat kita sedang lemah iman, cepat-cepatlah bersandar kepada Tuhan dan bangun kembali. Jika tidak, si jahat akan menjatuhkan iman kerohanian kita.
Selanjutnya, Rasul Petrus memberikan nasehat yang begitu berharga, “Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama” (1Ptr 5:9). Melawan Iblis bukan dengan kekuatan manusia, melainkan dengan kekuatan Tuhan. Maka peran iman sangat penting dalam melawan si jahat.
Saat masih muda, Petrus pernah menggunakan pemikirannya sendiri dan melawan musuh-musuh Yesus dengan kekerasan, bahkan sampai memutuskan telinga hamba imam besar (Yoh 18:10). Tetapi Tuhan Yesus menegur cara berpikirnya yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Setelah Petrus mendapatkan Roh Kudus, barulah terdapat banyak pembaruan terjadi di dalam dirinya.
Segala masalah dan godaan Iblis bisa dikalahkan dengan iman dalam Tuhan Yesus yang telah mengalahkan dunia. Iman kepada Tuhan dapat diwujudkan dengan pola pikir yang sesuai dengan kehendak-Nya dan bersandar pada Roh Kudus; sehingga pada akhirnya kita bisa mengalahkan si jahat.
Anak-anak Tuhan di segala penjuru dunia menghadapi hal yang serupa, yaitu terus-menerus diserang oleh si jahat. Namun ingatlah, kita tidak pernah berjuang sendirian. Kita semua berjuang bersama-sama saling menguatkan dan mendoakan, agar setiap anak-anak Tuhan dapat meraih kemenangan dalam melawan Iblis dengan penuh keberanian dan bersandar kepada Tuhan.