SAUH BAGI JIWA
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai“
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai“
Saat kakek masih hidup, dia pernah memberikan sebuah nasehat berharga kepada saya, “Kalau mau sukses, harus rajin belajar. Bangun lebih awal, walaupun saat liburan sekolah.” Ketika saya renungkan kembali, nasehat dari kakek ini terasa kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Nasehat kakek serupa dengan kata-kata bijak yang berbunyi sebagai berikut: “Bangun harus lebih pagi, kalau tidak rezeki akan dipatok ayam.”
Firman Tuhan mengatakan, “Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Ams 12:24). Ketekunan adalah sikap yang mutlak untuk bisa meraih keberhasilan. Orang yang berbakat atau memiliki IQ yang tinggi sekali pun, bila ia malas, maka ia dapat dikalahkan oleh orang yang rajin.
Gaya hidup rajin adalah gaya hidup yang tidak disukai oleh para pemalas dan menyakitkan jika diterapkan dalam hidup sehari-hari, terutama dalam hal belajar, mengatur waktu dan mengurangi jam bermain. Tetapi, janganlah kita hanya berfokus pada proses yang menyakitkan saja. Sebaliknya, marilah kita berpengharapan pada hasilnya kemudian. Bila kita tetap rajin dan tekun dalam melakukan sesuatu, maka kita akan mendapatkan hal yang baik. Demikian nasihat yang dituliskan oleh sang penulis Amsal, “Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga” (Ams 12:27).
Tokoh Alkitab lainnya yang juga rajin bekerja adalah Ishak. Penulis Kitab Kejadian mencatatkan, “Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN” (Kej 26:12). Ishak bukanlah seorang yang suka berpangku tangan walaupun ia memiliki harta kekayaan dari ayahnya, Abraham.
Seringkali, anak muda jaman now, terlalu mengandalkan kekayaan orangtuanya, bahkan tidak segan-segan menyombongkan diri seakan-akan kekayaan itu didapatkan dari jerih payahnya sendiri. Saya pernah menemukan seorang anak yang tidak takut bila tidak naik kelas. Alasannya: “Ayah saya seorang yang kaya dan jika tidak naik kelas sekalipun, saya bisa pindah ke luar negeri yang tidak membutuhkan rapor dari sekolah Indonesia.”
Teman-teman, walaupun orangtua kita kaya raya, kita tetap harus rajin belajar dan berusaha, karena bagaimana pun juga kekayaan materi akan habis jika digunakan terus-menerus, dan apa yang akan terjadi di masa depan juga tidak dapat kita terka. Ingatlah, Ishak rajin berusaha dengan cara menabur benih, sehingga Tuhan memberkatinya. Pada saat Ishak tidak menabur, berkat Tuhan tidak tercurahkan.