SAUH BAGI JIWA
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa“
(Roma 5:8)
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa“
(Roma 5:8)
Saya masuk ke akun email saya untuk membaca pesan email dari seorang teman. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada saya, kepada enam gadis lain dan kepada dunia. “Sebelum aku mati…,” ia memberi judul pesan itu. Setelah saya selesai membaca email singkat itu, saya baru menyadari bahwa dia sungguh-sungguh bermaksud untuk melakukan perkataannya, “…sebelum saya bunuh diri…”
Jantung saya terasa berhenti. Saya tidak bisa merasakan apa-apa, baik kesedihan maupun kekhawatiran. Waktu terasa berhenti saat otakku berpikir dengan cepat. Saya menelpon Amy, seorang teman baik yang juga merupakan salah seorang yang menerima email tersebut, dengan harapan agar ia tahu apa yang harus dilakukan kepada teman kami ini. “Tuhan, jagalah dia, amankan dia,” saya terus berdoa di dalam hati.
Amy telah membaca email tersebut lebih awal dari saya dan telah menghubungi pihak keamanan. Dia meyakinkan saya bahwa para petugas keamanan sedang menyisir bangunan-bangunan di kampus untuk mencari teman kami. Dan mereka akan segera memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk mengatasi depresi dan rasa kesepian yang mengganggunya.
Kami hanya dapat berharap dan berdoa. Dua jam setelah teman kami mengirim email bunuh diri tersebut, para petugas keamanan menemukannya. Saya ada di sana ketika mereka membawanya untuk keselamatan dirinya sendiri. Saya memeluknya erat-erat untuk menyatakan bahwa saya peduli, Tuhan sangat mengasihinya dan ia harus menjalani kehidupan yang telah Tuhan berkati untuknya.
Setelah melihat teman saya diselamatkan dari pencobaan bunuh diri tersebut, kelegaan membanjiri hati saya. “Terima kasih, Tuhan; terima kasih, Tuhan,” saya mengucap syukur.
Sekarang sudah empat jam sejak email tersebut dikirim. Meskipun saya tidak tahu ke mana saya harus pergi setelah peristiwa itu, saya yakin satu hal bahwa hidup itu berharga. Saya merasakannya jauh lebih sensitif sekarang, oleh karena seorang teman hampir-hampir mengambil hidupnya dengan tangannya sendiri.
Teman ini adalah seorang Kristen. Namun, ia lupa bahwa Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, ketika kita masih berdosa. Kristus telah mati bagi kita. Ia lupa bahwa Yesus mati agar kita bisa hidup.
Saya berdoa agar ia dapat mengingatnya kembali. Saya berdoa agar Tuhan memberikan saya kekuatan, kebijaksanaan dan kasih sayang untuk mendukungnya bangkit kembali. Saya berdoa bagi kehidupan jasmani dan rohaninya. Saya berdoa sambil mengucap syukur bahwa hidup yang telah Tuhan berikan kepada saya sungguh adalah karunia dari-Nya yang tak ternilai.