SAUH BAGI JIWA
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu“
(Matius 7:24-25)
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu“
(Matius 7:24-25)
Sebagai orangtua, salah satu sasaran kita ialah membesarkan anak-anak kita agar bertanggung jawab secara moral dan sosial. Pada akhirnya, mereka akan masuk universitas. Pada waktu itu, akankah mereka melakukan hal yang benar sekalipun tidak lagi berada dalam pengawasan kita? Dengan rencana Tuhan dan dengan doa-doa yang tekun, mereka akan melakukannya, karena segala yang telah tertanam dalam diri mereka selama dalam didikan orangtua.
Menurut banyak penelitian, hubungan utama seorang anak adalah dengan orangtuanya pada tahap awal kehidupan. Anak-anak sangat memperhatikan apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh orangtua mereka. Pada dasarnya, dari bayi sampai sekitar pra-remaja, kehidupan mereka berkisar di seputar orangtua mereka.
Lalu, datanglah satu titik pada masa remaja ketika hubungan utama berpindah dari orangtua kepada teman-teman, selagi mereka belajar untuk berinteraksi secara sosial. Ada orangtua yang takut membiarkan hal itu terjadi. Tetapi, belajar berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang dewasa dan membangun itu baik bagi mereka. Cara yang lebih meyakinkan untuk melakukannya adalah dengan memiliki kepercayaan diri bahwa kita sudah mempengaruhi mereka dengan perilaku yang saleh dan rohaniah selama bertahun-tahun.
Kadang-kadang, dalam satu dan lain cara kita akan merasa tidak cukup memadai dalam mempengaruhi kehidupan anak-anak kita. Tetapi, setiap kali, pusatkan perhatian pada sejumlah kecil area saja. Tuhan sangat merindukan agar kita menjadikan Dia sebagai fondasi, tempat kita membangun iman anak-anak kita. Bimbinglah agar mereka dapat memulai membentuk fondasi iman mereka di atas dasar Kristus. Walaupun terdapat pengajaran-pengajaran firman Tuhan yang sepertinya tidak berhubungan dengan kehidupan masyarakat di dunia, kita tahu bahwa pengajaran-pengajaran tersebut, terutama yang berhubungan yang dengan keselamatan, sangatlah penting dan berhubungan dengan kerajaan Allah.
Selain itu, tampaknya masih ada banyak hal yang harus diajarkan: kepatuhan pada orangtua dan Tuhan, ketaatan, menghormati hukum, bertumbuh dalam iman, hikmat, keberanian untuk melakukan yang benar, disiplin diri, integritas, kemurnian moral, mengalahkan pencobaan, kasih, ketekunan, hati yang dapat membedakan yang benar dan yang salah. Daftarnya dapat terus berlanjut.
Alih-alih membebani diri sendiri, kita dapat memilih untuk memusatkan perhatian pada beberapa bidang saja karena topik-topik tertentu bisa lebih mengena daripada yang lain, tergantung pada usia dan tingkat kedewasaan anak. Sasaran kita ialah memilah-milah dan menaklukkan satu sikap dan satu perilaku pada satu periode, tidak secara sekaligus. Satu per satu, kita bawa tantangan itu dalam doa sambil menunjukkan teladan melalui perbuatan dan tingkah laku kita. Sebab bagaimana pun juga, anak akan melihat dan belajar mencontoh untuk mengikuti apa yang kita lakukan di saat kita berhadapan dengan kesulitan dan masalah. Kiranya Tuhan memberikan kita, sebagai orangtua, kekuatan untuk bertumbuh bersama-sama dengan anak kita saat membangun fondasi iman yang kokoh di atas Kristus.