SAUH BAGI JIWA
“…karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan…“
(Roma 5:3b)
“…karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan…“
(Roma 5:3b)
Saya duduk di atas bukit dan menyaksikan badai yang bergerak melewati lembah. Langit dipenuhi kegelapan dan awan mulai menitikkan air hujan, dan guntur mulai mengguncang bumi.
Tampaknya lanskap yang rimbun benar-benar berubah, dan keindahannya langsung hilang. Saya duduk di sana dan melihat bagaimana hujan membanjiri tanaman, bunga, dan buah-buahan. Badai akhirnya mereda dan bergerak keluar dari lembah.
Jika saya duduk di tempat yang sama pada hari berikutnya dan bertanya, “Di mana badai yang hebat itu dan semua kegelapannya yang mengerikan?” Rerumputan akan berkata, “Sebagian ada di dalam diriku.” Bunga-bunga indah akan berkata, “Sebagian darinya ada di dalam diriku.” Dan semua tanaman lain, buah-buahan dan segala sesuatu yang tumbuh di tanah akan berkata, “Sebagian dari badai telah menghasilkan pertumbuhan dalam diriku.”
Kita semua melewati berbagai cobaan dalam hidup; entah itu keluarga, sekolah, atau kehidupan kerohanian kita sendiri. Dan saat menghadapi pencobaan, penglihatan kita sangat terbatas sehingga kita hampir tidak bisa melihat ke mana kita berjalan. Seakan-akan kita menjadi buta dan yang kita lihat hanyalah kegelapan. Tidak ada cahaya. Tidak ada kehidupan. Kecemasan, kesepian, dan rasa malu memenuhi hati saat kita melihat badai ini bergerak melalui lembah.
Ini pemandangan yang menakutkan pada awalnya. Kita melihat hujan turun dan guntur bergemuruh, suaranya mengguncang dengan kuat. Bagaimana mungkin sesuatu yang baik keluar dari badai ini?
Renungkan kembali kisah badai yang menerpa rerumputan dan tanaman. Rerumputan, bunga, buah-buahan dan segala sesuatu yang tumbuh di tanah berkata, “Sebagian dari badai telah menghasilkan pertumbuhan dalam diriku.”
Sama halnya dengan kehidupan kita pada hari ini, sebagian dari badai kehidupan ada di dalam diri kita. Awan penderitaan akan segera berubah menjadi hujan berkat ketika kita memiliki keyakinan bahwa badai itu akan membantu kita di dalam bertumbuh, baik secara karakter maupun kerohanian.
Tuhan sedang melakukan pekerjaan yang lebih besar di dalam diri kita, dan itu hanya bisa datang ketika kita belajar untuk percaya kepada-Nya; tidak peduli seberapa gelap hari berlalu dan malam tanpa istirahat berlalu. Hati kita tidak lagi menuntut jawaban. “Mengapa” menjadi tidak penting ketika kita percaya bahwa penderitaan yang kita alami akan memberikan pertumbuhan dalam diri kita, hingga akhirnya menghasilkan kebaikan-Nya dan kemuliaan-Nya. Hanya ketika kita telah melewati kegelapan bersama-Nya, kita tahu bahwa Dia ada di hari esok.
Marilah kita bangkit dan bersemangat, sebab bagian dari itu ada di dalam diri kita.