SAUH BAGI JIWA
“Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah…dipandang layak untuk dipakai tuannya“
(2 Timotius 2:21)
“Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah…dipandang layak untuk dipakai tuannya“
(2 Timotius 2:21)
Di gereja, baik itu dalam persekutuan, kebersamaan ataupun kebaktian, umumnya tidak lepas dari pekerjaan mencari dan menempatkan orang dalam tugas pelayanan tertentu. Namun, seringkali pertanyaan yang terabaikan adalah: Apakah orang yang ditugaskan itu layak dipakai oleh Tuhan atau tidak?
Di kantor, saya biasa menggunakan gelas minum pribadi tersendiri. Tetapi suatu hari, saya mendapati bahwa gelas tersebut masih kotor. Rupanya kemarin sore, karena terburu-buru, saya lupa untuk mencuci gelas itu. Dengan sangat terpaksa, akhirnya mau tidak mau saya ke dapur, dari sebuah rak gelas, saya meminjam sebuah gelas milik kantor. Meskipun ada rasa enggan untuk memakainya—karena itu gelas umum digunakan semua orang—tetapi karena sudah dicuci dan sudah bersih, saya memakai gelas itu untuk minum dan saya tidak menggunakan gelas pribadi yang kotor tersebut.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius pernah menuliskan demikian, “Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah…Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah…dipandang layak untuk dipakai tuannya” (2 Tim 2:20-21). Dengan kata lain, sama halnya dengan ilustrasi gelas minum pribadi di atas, meskipun kita adalah “perabot emas,” seorang yang multi-talenta dan berbakat dalam berbagai bidang; jika kita tidak menyucikan diri, bahkan terkotori oleh hal-hal yang jahat, kita justru akan dipandang tidak layak dan tidak akan dipakai oleh Tuhan kita.
Kehidupan rohani kitapun bagaikan “perabot rumah,” seperti halnya sebuah gelas untuk minum. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada Timotius, mengingatkan bahwa Tuhan hanya memakai perabot yang “menyucikan dirinya,” yang dipandang sebagai perabot layak pakai (2 Tim 2:21).
Seseorang yang pandai, sukses, berhasil dan terpandang tetapi tidak “menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat” serta tidak “kudus”—ibarat gelas minum favorit tetapi masih kotor dan belum dicuci—bagaimana mungkin Tuannya dapat memakainya untuk mengerjakan pekerjaan pelayanan Tuhan di rumah-Nya? Sebaliknya, seseorang yang bertalenta minim, belum berpengalaman, tetapi ia begitu menjaga kesuciannya dari hal-hal jahat—bagaikan gelas minum biasa namun sudah dicuci bersih—maka Tuannya akan menguduskannya dan memandangnya layak untuk pekerjaan yang mulia.