SAUH BAGI JIWA
“Demikianlah Yusuf dipenjarakan disana” (Kejadian 39:20)
“Demikianlah Yusuf dipenjarakan disana” (Kejadian 39:20)
“Tetapi Tuhan menyertai Yusuf,” demikianlah bunyi kitab Kejadian 39:2. Kalimat di atas merupakan penghiburan tersendiri bagi kita yang membacanya, terutama jika kita sedang mengalami tekanan ataupun hambatan dalam hidup.
Namun, apa yang seringkali kita rasakan dalam kehidupan nyata ternyata berbeda dengan apa yang kita ketahui. Kepahitan dan kesulitan yang kita alami dalam hidup justru membuat kita mempertanyakan “dimanakah penyertaan Tuhan?”
Contoh kehidupan Yusuf di dalam kitab Kejadian menjawab pertanyaan di atas. Meskipun Yusuf dipenjarakan, Tuhan menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setiaNya. Penulis kitab Kejadian memaparkannya dengan jelas, “Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu” (Kej 39:20-21).
Dari hal tersebut, dapat kita ambil sebuah pengajaran bahwa penyertaan Tuhan dalam hidup kita bukan berarti sekedar dijauhkan dari mara bahaya atau dilimpahkan dalam kesuksesan dan kesehatan. Tetapi contoh kehidupan Yusuf memberitahukan kita bahwa “dipenjarakan” justru ternyata adalah bagian dari penyertaan Tuhan. Mengejutkan, bukan?
Bukan berarti Tuhan sengaja memberikan kita kesusahan dan hal-hal yang buruk, melainkan di dalam “penjara” Tuhan memberikan pengajaran tersendiri untuk Yusuf. Justru di dalam penjaralah Tuhan membimbing Yusuf untuk melatih talenta terpendamnya—yang telah Tuhan berikan kepadanya—mengartikan mimpi (Kej 40:8, 12-13). Kemudian dari dalam penjaralah Yusuf dikenalkan kepada Firaun, seorang yang akhirnya mengangkat Yusuf menjadi penguasa. Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: “Hormat!” Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir (Kej 41:43).
Sama halnya dengan kita pada hari ini, di dalam penderitaan, penyertaan Tuhan juga ada. Meskipun secara sekilas, kesulitan yang kita alami adalah hal yang tidak dikenan, berimanlah bahwa Tuhan akan menyiapkan bimbingan dan pengajaran-Nya untuk mengubah karakter dan iman kita menuju ke tempat yang lebih tinggi. Rasul Paulus pun menegaskan dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Kor 10:13).