SAUH BAGI JIWA
“Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati” (Matius 26:59)
Bacaan: Matius 26:57-68
“Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati” (Matius 26:59)
Bacaan: Matius 26:57-68
Setelah Yesus ditangkap, mereka membawa Yesus menghadap Imam Besar Kayafas. Di situ juga telah berkumpul para ahli Taurat dan tua-tua. Mereka ingin Yesus dihukum mati, sehingga mereka mencari kesaksian palsu terhadap Yesus. Tapi mereka tidak memperolehnya. Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai satu dengan yang lainnya (Mrk 14:56). Mahkamah Agama maupun para saksi memang sudah berencana untuk membunuh Yesus. Mengadakan pengadilan dan memanggil para saksi hanyalah sekadar pertunjukan formalitas demi mereka tampak berlaku adil di depan umum. Perbuatan mereka sangat keji dan mendukakan hati Tuhan Yesus.
Perintah Tuhan tentang berdusta sangat jelas di dalam Alkitab, hukum ke-9 mengatakan, “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Kel. 20:16) Sebagai pemimpin umat Israel, Imam-iman kepala dan ahli Taurat seharusnya mengetahui kesepuluh hukum Tuhan. Namun mereka tidak peduli dan tidak mau melaksanakannya dalam kehidupan mereka. Mencari saksi dusta adalah perkara yang dibenci Tuhan, seperti dinyatakan dalam kitab Amsal: “Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.” (Ams. 6:16-19) Meskipun mereka sudah mengetahuinya, mereka tetap tidak takut akan hukuman Tuhan.
Kisah dongeng dari Italia tentang boneka kayu bernama Pinokio cukup terkenal di dunia dongeng anak-anak. Boneka ini dibuat oleh seorang pemahat Geppeto. Kisah tersebut menceritakan pengalaman Pinokio yang hidupnya berubah dari boneka kayu yang nakal menjadi anak laki-laki yang patuh dan baik. Yang menarik dari kisah ini adalah hidung Pinokio akan memanjang ketika ia berbohong. Jadi ketika ia berkata tidak jujur maka orang lain akan mengetahuinya. Anak-anak kecil yang polos mendengar cerita fiktif ini menjadi takut berbohong karena tidak ingin memiliki hidung yang panjang seperti Pinokio. Tuhan Yesus pernah berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat. 18:3) Meskipun yang didengar adalah cerita dongeng yang fiktif, namun anak kecil sudah merasa takut untuk berdusta.
Dalam kehidupan kita sehari-hari tentu sering dihadapkan kepada pilihan antara berdusta dan berkata jujur. Sebagai umat Kristen kita patut melakukan perkara yang diperkenan Tuhan, jangan berdusta karena tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Haleluya. Amin.