SAUH BAGI JIWA
“Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia”
(Matius 26:48)
Bacaan: Matius 26:47-56
“Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia”
(Matius 26:48)
Bacaan: Matius 26:47-56
Bicara soal rasa manis, mungkin yang pertama kali terbersit di benak kita adalah gula. Memang tak dapat dipungkiri bahwa gula memiliki rasa manis yang nikmat. Akan tetapi efek sampingnya sesungguhnya dapat mematikan. Salah satu dampak penyakit terbesar yang ditimbulkannya adalah diabetes, yang menjadi pintu masuk bagi penyakit-penyakit lainnya menyerang ke dalam tubuh manusia.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, di dalam Alkitab terdapat sejumlah peristiwa yang dapat menggambarkan analogi gula di atas. Dari luar nampaknya indah dan manis, tetapi di dalamnya sesungguhnya terdapat keburukan dan kebusukan. Salah satunya di dalam perikop yang kita baca hari ini, mengenai bagaimana Yudas Iskariot mengkhianati Yesus Kristus, guru dan juga sahabatnya sendiri (Mzm. 41:9; Yoh. 13:18).
Ketika itu, Yudas datang bersama rombongan besar para imam dan tua-tua Yahudi untuk menangkap Tuhan Yesus. Yudas datang dengan membawa sebuah ciuman. Yudas seolah-olah mempertontonkan adegan kelembutan yang dimiliki seorang teman sejati. Tetapi di balik ciuman itu, terdapat serombongan besar orang yang datang, lengkap membawa pedang dan pentung, hendak menangkap Tuhan Yesus.
Karena Yudas telah memberitahukan: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.” Sikap yang manis itu hanyalah lakon yang mengandung racun mematikan. Ciumannya itu membawa kepada penderitaan dan kematian.
Seperti inilah Tuhan Yesus juga pernah menegur orang Farisi, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian juga lah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.” (Mat 23:27-28) Dari luar, orang Farisi nampak begitu saleh beribadah. Namun sesungguhnya di dalam hati mereka penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
Hari ini, kita mau belajar agar kita tidak menjadi seperti Yudas ataupun orang Farisi yang hanya menampilkan kemanisan dari luar, namun sesungguhnya terdapat kebusukan di dalam hatinya. Kita mau menjadi orang-orang yang manis, baik dari dalam maupun dari luar. Bukan hanya perkataan kita yang manis dan sedap didengar, tetapi motivasi kita juga memang baik. Bukan hanya kita terlihat rajin datang berkebaktian, tetapi memang itulah kerinduan dari dalam hati kita untuk mendekat kepada Tuhan.
Biarlah kita semua menjadi orang-orang yang berhati manis, sehingga perbuatan dan perkataan kita yang manis dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita, sehingga mereka boleh memuliakan Tuhan. Haleluya!