SAUH BAGI JIWA
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang”
(Matius 24:42)
Bacaan: Matius 24:36-44
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang”
(Matius 24:42)
Bacaan: Matius 24:36-44
Mengenai akhir zaman yang ditandai oleh kedatangan-Nya yang kedua kali, Yesus telah memberikan peringatan kepada kita bahwa waktu itu akan terjadi secara tiba-tiba. Seperti halnya pada zaman Nuh, pada waktu itu orang-orang tidak menyadari bahwa kesudahan mereka sudah dekat. Mereka menjalani hari-hari mereka seperti biasa. Mereka makan dan minum, kawin dan mengawinkan. Mereka sama sekali tidak tahu bahwa sebentar lagi mereka akan binasa karena air bah. Mereka telah melihat bagaimana Nuh telah membangun bahtera dalam waktu yang cukup lama, tetapi mereka tidak juga menyadarinya. Ketika Nuh bergiat membangun bahtera, mungkin mereka malah mencemoohnya. Untuk apa membangun bahtera yang begitu besar? Jadi, sangat mungkin bahwa apa yang diperbuat oleh Nuh tidak masuk akal dan konyol bagi mereka. Tetapi walaupun demikian, Nuh tetap taat. Dia tetap tekun membuat bahtera itu. Ketaatannya pada perintah Tuhan itulah yang akhirnya menyelamatkan dia dan keluarganya.
Yesus berkata bahwa waktu kedatangan-Nya kelak akan sama seperti pada zaman Nuh. Sejak zaman rasul-rasul, kita telah mendengar kabar tentang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Namun, sampai sekarang hal ini belum juga terjadi. Mungkin waktu yang lama ini akan membuat kita menjadi lengah atau kita menganggap bahwa hal itu masih akan lama lagi baru terjadi. Ketahuilah bahwa waktu yang diperlukan Nuh untuk membuat bahtera juga relatif sangat lama. Tanpa memperdulikan waktu, Nuh terus membuat bahtera itu. Demikian pula halnya dengan kita. Walaupun sampai sekarang Tuhan belum datang, kita harus tetap bertekun dalam ketaatan dan iman. Waspadalah agar kita jangan larut dalam kenikmatan dunia selama masa penantian ini seperti orang-orang pada zaman Nuh. Kita tahu bahwa hari-hari ini adalah jahat dan iblis selalu berusaha untuk menjatuhkan dan menelan kita. Oleh karena itu, jika kita ingin selamat, penting sekali bagi kita untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa agar jangan sampai jatuh ke dalam pencobaan. Kita masih memiliki darah dan daging, sehingga jika kita tidak memiliki tekad yang kuat dan kewaspadaan yang tinggi, kita akan kalah.
Walaupun kita tidak tahu saatnya, tetapi percayalah bahwa pada suatu hari nanti Tuhan pasti akan datang kembali. Dalam masa penantian ini, yang harus kita lakukan adalah: “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman!” (1Kor 16:13a) dan “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Rm 12:12). Berjaga artinya tidak lengah. Kenyamanan hidup yang kita nikmati hendaknya tidak menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan iman kerohanian kita. Di lain sisi, dalam kesesakan hidup hendaknya iman kerohanian kita tidak jatuh dalam kekecewaan, melainkan tetap bersabar menantikan pengharapan dari Tuhan. Ada kalanya kenyataan hidup tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun, pengharapan dalam Tuhan berarti kita mau belajar untuk berlapang hati menerima jawaban apapun yang Tuhan berikan; sambil tetap menjaga iman bahwa pengharapan kita bukan sekedar pada berkat jasmani di dunia melainkan pengharapan pada kehidupan kekal di sorga yang telah Tuhan janjikan pada kita.