SAUH BAGI JIWA
“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!”
(Matius 23:37)
Bacaan: Matius 23:37-39
“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!”
(Matius 23:37)
Bacaan: Matius 23:37-39
Perubahan gaya hidup zaman selalu terjadi secara dinamis. Tidak ada waktu untuk diam dan berhenti sejenak. Sebagai masyarakat, kita seolah diajak untuk berlari bersama perubahan gaya hidup ini. Perubahan juga terjadi dalam pemberian nama keturunan. Di zaman ini, tampaknya nama yang diberikan kepada keturunan kita semakin lama semakin bernuansa modern dan meninggalkan kesan tradisional di masa lalu.
Namun di balik setiap nama tentunya mengandung makna dan pengharapan atas orang yang dianugerahi nama tersebut. Akan sangat disayangkan apabila kehidupan dan perilaku orang itu kemudian tidak sesuai dengan nama yang diembannya. Hal itu akan mengecewakan sang pemberi nama.
Yerusalem adalah nama kota yang tidak asing di telinga kita. Ia adalah kota yang besar di masa lalu, dan masih menjadi kota yang sangat penting di zaman ini. Dalam nama Yerusalem sendiri terkandung arti yang sangat baik, yaitu kedamaian. Namun bagaimanakah Tuhan Yesus menggambarkan kota Yerusalem? Apakah sepadan dengan makna namanya?
“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” (Mat. 23:37)
Makna “kedamaian” dalam nama Yerusalem tampaknya tidak tercermin dalam perkataan Tuhan Yesus. Nama yang mengemban arti kedamaian malah tidak menunjukkan kedamaian. Yang ada bahkan pembunuhan para nabi dan penganiayaan orang-orang utusan Allah! Yerusalem adalah kota yang tidak hidup sesuai dengan namanya.
Sebagai orang-orang yang disebut sebagai “Kristen”, bagaimanakah dengan kita? Kristen mengandung makna “pengikut Kristus”, tetapi apakah makna ini sesuai dengan diri kita? Dengan menyandang nama pengikut Kristus, kita bukan saja berstatus sebagai pengikut Yesus, tetapi kita sepatutnya hidup sesuai dengan sebutan kita, yaitu mengikuti Kristus. Menjadi Kristen bukan hanya ornamen yang kita kenakan sehari-hari, bukan juga semata beribadah, bersekutu, dan melayani di gereja. Tetapi apakah cara hidup kita, berperilaku, dan ucapan kita sesuai dengan sebutan “pengikut Kristus”?
Yerusalem menjadi contoh nama yang mengandung makna yang sangat baik, tetapi tidak hidup sesuai dengan namanya. Tentunya hal ini mengecewakan orang yang memberikan nama Yerusalem. Kiranya kita di saat ini sebagai umat percaya yang menyandang nama “pengikut Kristus” sungguh-sungguh hidup sesuai dengan sebutan yang melekat pada diri kita. Dengan demikian Kristus Yesus tidak kecewa dengan orang-orang yang mengaku-aku sebagai pengikut-Nya tetapi tidak hidup seturut dengan sebutan dan panggilannya.