SAUH BAGI JIWA
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat”
(Matius 23:14)
Bacaan: Matius 23:13-16
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat”
(Matius 23:14)
Bacaan: Matius 23:13-16
Bagi banyak orang, penampilan adalah bagian yang penting dalam hidup mereka, sehingga mereka sangat memperhatikan bagaimana penampilan mereka di hadapan orang lain. Tidak sedikit dari mereka yang berlomba-lomba untuk menjadi pribadi yang menonjol. Kita dapat melihat hidup manusia yang berusaha menonjolkan status mereka dan menjadi nomor satu.
Alkitab menceritakan tentang orang-orang Farisi, yang suka mengelabui orang lain dengan kata-kata yang panjang lebar dan memukau; begitu indah, begitu manis. Dari luar, mereka seolah-olah demikian baik. Orang-orang Farisi sangat mengutamakan penampilan dan status mereka sebagai orang Yahudi. Tetapi sesungguhnya hati mereka jauh dari Allah dan mengabaikan perintah-perintah-Nya. Karena itulah Alkitab menyatakan di Matius 23:14, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.”
Begitu juga kita pada hari ini. Apakah yang kita cari sebagai orang percaya kepada Tuhan? Mungkin saat ini kita rajin melayani, tidak pernah absen beribadah, berkebaktian, dan bersekutu. Tetapi yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri, apakah hati kita sungguh-sungguh menjalankan ibadah kita? Apakah kita benar-benar dekat dengan Allah?
Seringkali, tanpa kita sadari sendiri, kita hanya mengutamakan penampilan saja. Kita ingin agar orang-orang melihat kita banyak melayani dan rajin beribadah, sehingga menganggap kita saleh di hadapan Allah. Tetapi sudahkah kita merenungkan, apakah orang dapat melihat Allah dalam diri kita? Yang seringkali kita kedepankan adalah “aku”, seorang Kristen yang taat.
Dalam Roma 2:28-29, Tuhan menasihati kita bahwa orang Yahudi sejati bukanlah orang yang nampak keyahudiannya. Sunat yang Allah inginkan bukanlah sunat yang lahiriah, tetapi sunat yang rohani, yaitu rohani yang cantik di dalam hati kita. Kristen yang sesungguhnya tidaklah menonjolkan penampilan luarnya dengan mengedepankan jati diri yang saleh dari luar, tetapi seorang yang menonjolkan Tuhan dalam hidupnya.
Kiranya renungan ini dapat membangun iman dan kerohanian kita. Segala kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Amin.