SAUH BAGI JIWA
“Yesus menjawab mereka: ‘Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!’”
(Matius 22:29)
Bacaan: Matius 22:23-33
“Yesus menjawab mereka: ‘Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!’”
(Matius 22:29)
Bacaan: Matius 22:23-33
Orang-orang Saduki adalah golongan pemimpin agama Yahudi, yang sebagian besar terdiri dari imam-imam. Mereka mendasarkan pengajarannya pada lima kitab Musa dan menolak segala adat istiadat yang ditambahkan kemudian. Mereka tidak percaya kepada kebangkitan dan adanya malaikat. Golongan ini sangat terbuka dengan kebudayaan Yunani. Bahkan sampai di jaman para Rasul, orang-orang Saduki juga masih tidak percaya atas kebangkitan orang mati. Ketika Rasul Paulus dihadapkan di sidang Mahkamah Agama, orang-orang Saduki dan orang-orang Farisi berdebat mengenai adanya kebangkitan orang mati. Golongan Saduki tidak percaya kebangkitan kembali, sedangkan golongan Farisi percaya adanya kebangkitan kembali (Kis. 23:6-8).
Tuhan Yesus sendiri pernah membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari mati di dalam kubur (Yoh. 11:17, 43-44). Kebangkitan Lazarus menjadi bukti nyata bahwa kebangkitan kembali adalah suatu kebenaran, ditambah lagi dengan kebangkitan Tuhan Yesus di hari yang ketiga setelah Dia mati di atas kayu salib. Tetapi orang-orang Saduki tetap saja tidak percaya akan kebangkitan kembali.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan karena mereka tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Mereka membatasi kuasa Allah dengan akal pikiran logika mereka sendiri. Pada akhirnya, mereka terjebak pada pemahaman-pemahaman yang keliru dan tidak benar. Mereka berpikir bahwa di dalam kehidupan kekal nanti orang masih kawin dan mengawinkan, sehingga mereka menanyakan siapakah yang akan menjadi suami seseorang jika di dunia pernah bersuami beberapa kali. Padahal dalam kehidupan kekal nanti, manusia akan hidup seperti malaikat, tidak kawin dan mengawinkan (Mat. 22:30).
Lalu bagaimanakah dengan kita? Apabila kita tidak mengerti Kitab Suci dan kuasa Allah, terkadang kita akan berusaha memahami firman Allah dengan logika dan pikiran kita sendiri. Seperti contoh, beberapa orang berpendapat bahwa orang yang mati dan kemudian dikremasi tidak akan mendapatkan kebangkitan kembali, karena tidak ada lagi unsur kehidupan apabila jenazah sudah habis dibakar. Yang menjadi pertanyaan dari pemahaman seperti itu, apakah kuasa Tuhan terbatas, sehingga tidak dapat membangkitkan orang yang telah mati dan dikremasi? Dari batu pun Tuhan dapat membangkitkan keturunan bagi Abraham (Mat. 3:9).
Contoh lainnya, meskipun kita membaca Kitab Suci, seringkali ketidak-pahaman dan ketidak-mengertian kita akan maksud dan tujuan perikop tersebut mempengaruhi kita akan penafsiran yang kurang tepat bahkan menyimpang. Termasuk pula pengajaran-pengajaran firman Tuhan yang berkaitan tentang keselamatan, kadangkala ketidak-pahaman kita akan kuasa Allah menyebabkan penolakan kita akan kebenaran-kebenaran yang tidak dapat diterima oleh akal logika kita.
Jika kita pada hari ini benar-benar mengerti firman Tuhan dan kuasa Allah kita, sesungguhnya kita pun akan memperoleh pengertian-pengertian yang benar. Janganlah kita menjadi seperti orang-orang Saduki yang tidak mengerti kuasa firman Allah.