SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu”
Bacaan: Matius 21:33-46
“Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu”
Bacaan: Matius 21:33-46
Setelah perumpamaan sebelumnya tentang dua orang anak, sekarang Yesus menyampaikan perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur untuk menegur orang Yahudi, terutama ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka sebenarnya adalah umat yang telah dipilih oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam Ulangan 14:2, “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, dan engkau dipilih Tuhan untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi.” Namun sayangnya, mereka menyia-nyiakan kasih karunia yang sangat besar ini.
Berulang kali Allah mengutus nabi-nabi-Nya untuk menyampaikan kabar baik ini, tetapi mereka bukan hanya mengabaikannya, tetapi bahkan menolaknya. Mereka sama sekali tidak menghargai hak istimewa ini. Walaupun Allah telah mengutus Putra tunggalNya, yaitu Yesus, ke dunia, mereka tetap tidak percaya dan menolak-Nya, bahkan menyalibkan Dia. Hal ini diuraikan dengan jelas dalam perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur ini.
Oleh karena penolakan mereka, maka keselamatan dibuka kepada bangsa-bangsa lain. “Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain.” (Rm. 11:11b) Sebagai orang bukan Yahudi, kita merasa sangat bersyukur bahwa sekarang kita beroleh kasih karunia ini. Tetapi merasa bersyukur saja tidaklah cukup. Dalam perumpamaan ini disebutkan bahwa tuan tanah itu juga menuntut hasil yang menjadi bagiannya. Jadi, Yesus tidak hanya menghendaki kita percaya bahwa Dia adalah Juruselamat dan menerima anugerah keselamatan-Nya, namun kita juga harus menghasilkan buah keselamatan itu. Yohanes Pembaptis pernah berkata bahwa kita harus menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan (Luk. 3:8a). Demikian juga dengan Rasul Petrus, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” (1Ptr. 2:9)
Menghasilkan buah pertobatan sangat penting. Buah pertobatan merupakan kesaksian hidup kita kepada orang banyak. Ketika kita berbuat baik, kita secara tidak langsung menyaksikan bahwa Allah itu baik. “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik.” (Mat. 7:17). Jadi, melalui buah pertobatan, orang dapat melihat perbuatan kita yang baik dan sekaligus memuliakan Bapa di surga.
Jangan sampai bahwa setelah kita percaya dan bertobat, kita tidak menghasilkan buah sama sekali. Jika demikian, kita akan ditebang dan kemudian dibuang ke dalam api. “Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu. Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.” (Rm. 11:21-22)
Maka, setelah kita menjadi Kristen, kita harus berusaha agar dapat menghasilkan buah yang dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain, terutama orang-orang yang ada di sekitar kita. Lebih baik lagi jika kita dapat menghasilkan buah yang lebat, sehingga nama Allah lebih dimuliakan juga.