SAUH BAGI JIWA
“dan berkata kepada mereka: ‘Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun’”
(Matius 21:13)
Bacaan: Matius 21:12-17
“dan berkata kepada mereka: ‘Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun’”
(Matius 21:13)
Bacaan: Matius 21:12-17
Pada saat Yesus masuk ke Bait Allah di Yerusalem, Dia melihat orang-orang berdagang dan menukar uang di pelataran Bait Allah. Mengapa bisa ada kegiatan perdagangan di pelataran Bait Allah, yang seharusnya menjadi tempat bagi orang-orang Israel berdoa? Orang-orang yang datang beribadah kepada Tuhan dan memberikan persembahan berasal dari berbagai tempat. Sesuai perintah Tuhan mereka datang untuk beribadah dan memberi persembahan di Bait Allah (tercatat dalam kitab Ul. 14:22-23). Tuhan juga sebenarnya sudah memberikan kemudahan bagi mereka yang membawa persembahan besar tetapi jarak yang ditempuh terlalu jauh, dengan membawa uang dari tempat asal mereka, dan menggunakan uang tersebut di Yerusalem untuk membeli apa pun yang mereka butuhkan untuk dipersembahkan di Bait Allah (tercatat dalam kitab Ul. 14: 24-26). Mungkin pada mulanya, mereka yang datang harus berkeliling Yerusalem untuk mencari barang yang mereka perlukan untuk dipersembahkan di Bait Allah. Orang-orang yang berdagang pun menjual dagangan mereka di tempatnya masing-masing. Tapi supaya lebih mudah dan karena persaingan usaha, perlahan-lahan para pedagang mendekat ke daerah sekitar Bait Allah sampai kemudian diizinkan para Imam, akhirnya mereka berdagang di pelataran Bait Allah. Semuanya demi kemudahan hidup.
Dalam kehidupan kita mengharapkan kemudahan dalam segala yang kita kerjakan. Makan, belanja, pembayaran tagihan sekarang bisa lebih mudah karena menggunakan fasilitas pembayaran atau belanja online. Kalau bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit? Hal ini bisa terbawa sampai pada kehidupan iman kita. Kalau bisa kebaktian online, kenapa harus kebaktian tatap muka? Apakah demi mengejar kemudahan yang bisa membawa kenyamanan diri kita, membuat kita mengompromikan perintah-perintah Tuhan?
Tuhan Yesus murka melihat bahwa Bait Allah yang adalah rumah doa menjadi tempat berdagang. Dia mengembalikan fungsi Bait Allah sehingga kita bisa mengetahui ada banyak orang buta dan orang-orang timpang datang kepada-Nya dalam Bait Allah dan disembuhkan. Tetapi mujizat-mujizat tersebut tidak membuat para imam dan ahli Taurat bersukacita, malah mereka sangat jengkel dengan yang telah terjadi. Sungguh sangat disayangkan, para imam dan ahli Taurat yang melayani dan mempelajari hukum Tuhan malah merasa tidak suka ketika orang lain mendapatkan berkat Tuhan. Hati-hatilah, jangan sampai karena mengejar kenyamanan diri, kita merasa terganggu dan jengkel ketika Tuhan mengajar kita.