SAUH BAGI JIWA
“Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia”
(Matius 20:34)
Bacaan: Matius 20:29-34
“Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia”
(Matius 20:34)
Bacaan: Matius 20:29-34
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari kota Yerikho, ada dua orang buta yang sedang duduk di pinggir jalan dan mereka mendengar bahwa Yesus sedang lewat. Mereka memohon agar Yesus mau mengasihani dan menyembuhkan mata mereka. Yesus yang baik langsung tergerak untuk menyembuhkan mereka. Dan kita tahu bahwa kedua orang buta ini pun dapat melihat kembali.
Di Alkitab, banyak sekali peristiwa yang mencatat tentang bagaimana Allah berbelas kasihan kepada manusia, terlebih lagi umat-Nya. Di Perjanjian Lama, kita melihat bagaimana Allah berulangkali mengampuni dan senantiasa memelihara orang Israel ketika mereka dalam perjalanan di padang gurun. Walaupun mereka selalu menyakiti hati Allah dengan beribadah kepada allah-allah lain dan tidak taat kepada-Nya, namun Allah tetap mengasihi mereka. Berulangkali hati-Nya tergerak oleh belas kasihan ketika mendengar rintihan dan seruan mereka. Sedangkan di Perjanjian Baru, kita juga melihat bagaimana Yesus juga tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak yang mengikuti Dia, kepada mereka yang lemah dan sakit. Itulah juga yang menyebabkan Dia melakukan banyak tanda dan mujizat selama pelayanan-Nya.
Sebagai para pengikut-Nya, kita pun harus meneladani Yesus. Sama seperti Yesus yang berbelas kasihan dan selalu tergerak untuk menolong orang lain, kita pun harus memiliki hati yang sama. Ketika ada orang yang memerlukan uluran tangan kita, kita harus berusaha untuk menolong dan segenap kekuatan kita. Tuhan menghendaki kita untuk mengasihi sesama. Jika kita menyebut diri sebagai pengikut Tuhan, maka kita harus lebih menyerupai Dia. Hendaknya kasih kita pun tidak memandang muka, sama seperti Yesus tidak pernah membeda-bedakan orang. Jangan sampai kita menjadi seperti imam dan orang Lewi yang ada dalam perumpamaan Orang Samaria, yang mengerti akan Hukum Allah namun tidak melakukannya. Sebaliknya, kita harus mengasihi seperti orang Samaria itu, yang mengasihi tanpa memandang muka dan menolong dengan sekuat tenaga. Sebab ketika dia melihat orang itu, hatinya langsung tergerak oleh belas kasihan. Inilah yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen. “Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh. 13:35) Dan ketahuilah juga bahwa “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.” (Ams. 19:17)
Jadi, ketika suatu hari ada orang yang datang kepada kita dan meminta bantuan, janganlah kita menolaknya. Bantulah dia dengan segenap kemampuan kita dan dengan rela hati. Bantuan yang bisa kita berikan tidak selalu dalam bentuk uang atau barang, namun bisa berupa pengajaran, nasihat, atau penghiburan. Kadangkala, seseorang hanya memerlukan telinga kita untuk mendengar. Dengan mendengarkan segala keluhan dan kegundahan mereka, kita telah membantu mereka. Apa pun jenis bantuan yang diperlukan, berusahalah untuk selalu siap sedia untuk membantu. Teladanilah Yesus, yang walaupun lelah mengajar seharian, namun ketika ada orang yang datang dan memohon pertolongan-Nya, Dia akan segera membantu mereka. Kiranya kita dapat memiliki hati yang berbelas kasih seperti Yesus, sehingga kita dapat banyak berbuat baik dan dengan demikian memuliakan nama Tuhan.