SAUH BAGI JIWA
“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita”
“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita”
Kata percaya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki arti mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. Contohnya jika kita percaya kepada sebuah cerita, berarti kita mengakui cerita tersebut benar adanya.
Perempuan Kanaan dalam perikop ini percaya kepada Tuhan, maka perempuan Kanaan ini sungguh mengakui keberadaan Tuhan Yesus. Namun jika kita membaca lebih dalam, kepercayaan perempuan Kanaan ini bukan hanya sekedar “percaya”, namun “sungguh-sungguh percaya.” Apakah maksudnya?
Penulis Injil Matius menekankan bahwa perempuan tersebut adalah seorang Kanaan. Orang Kanaan bukanlah bagian dari orang Israel, atau dengan kata lain, mereka pada dasarnya bukan orang-orang yang menyembah Tuhan. Banyak di antara mereka yang menyembah berhala. Namun lain halnya dengan perempuan Kanaan ini. Ia datang kepada Tuhan, meminta belas kasihan, mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Ia bahkan menaruh kepercayaan kepada Tuhan karena ia yakin Tuhan dapat menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan. Tidak mudah bagi kita orang percaya untuk dapat menggantungkan kesembuhan dari penyakit secara sepenuhnya kepada Tuhan, apalagi jika penyakit yang kita derita sudah cukup parah, kita akan cenderung putus asa dan hilang harapan. Namun berbeda dengan perempuan ini. Meskipun ia bukan berasal dari suku yang mengenal Tuhan, ia dapat yakin dan percaya bahwa Tuhan berkuasa menyembuhkan anaknya yang sedang sakit.
Tetapi, bagaimana tanggapan murid-murid Yesus terhadap perempuan itu? Murid-murid justru meminta Tuhan Yesus untuk menyuruh perempuan tersebut pergi karena perempuan ini mengikuti rombongan Tuhan dengan berteriak-teriak.
Pada hari ini, apakah yang akan kita lakukan ketika kita sedang memperjuangkan sesuatu namun banyak orang tidak mendukung kita, bahkan menolak kita? Mungkin kita akan segera menyerah dan mundur dari apa yang sudah kita perjuangkan. Namun lain halnya dengan perempuan Kanaan ini. Ia sungguh-sungguh memperjuangkan kesembuhan anaknya, dengan berani ia meminta tolong kepada Tuhan bahkan sampai berteriak-teriak. Perempuan itu tidak sungkan dan mau menunjukkan ekspresinya secara terbuka agar Tuhan mau mendengar. Dan ketika ia mendapat penolakan demi penolakan, ia tidak langsung undur diri. Perempuan Kanaan itu masih berusaha, dan bahkan bukan hanya meminta kesembuhan untuk anaknya saja, ia pun dengan rendah hati meminta pertolongan Tuhan. Perempuan itu mendekat menyembah dan berkata “Tuhan tolonglah aku!” (Mat. 15:25).
Perempuan ini memberikan kita teladan dalam mengikut Tuhan. Perjalanan hidup dan iman kita tidak akan mulus-mulus saja. Sebaliknya, akan ada banyak hambatan seperti penolakan, pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, lingkungan yang tidak mendukung, dan lain sebagainya. Tapi janganlah hal itu membuat kita berhenti untuk memperjuangkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Sebaliknya, hendaklah kita semakin mendekatkan diri dan menyembah Tuhan, karena kita tahu apa yang kita perjuangkan di dalam Tuhan tidak akan menjadi sia-sia. Pada akhirnya, Tuhan Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh (Mat. 15:28).
Kiranya teladan iman yang diberikan oleh perempuan Kanaan ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Amin.