SAUH BAGI JIWA
“Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar“
“Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar“
Beberapa tahun belakangan ini, kita dapat melihat maraknya acara pencarian bakat di televisi. Nampak berbagai stasiun televisi berlomba-lomba meluncurkan ajang pencarian bakat. Mulai dari program yang spesifik mencari bakat dalam menyanyi, sampai ajang yang membuka kesempatan bagi berbagai macam bakat untuk tampil di jenjang yang lebih tinggi. Membuat masyarakat pun berlomba-lomba mengikuti ajang tersebut dengan sebuah harapan untuk mengubah hidupnya.
Namun, untuk bisa lolos di ajang pencarian bakat tersebut, setiap peserta harus melalui sebuah proses yang panjang dan tidak mudah. Mereka harus melalui audisi terlebih dahulu, menjalani proses karantina, terus berlatih untuk menampilkan penampilan terbaik setiap minggunya, dan siap menerima kenyataan bahwa hanya mereka yang lolos seleksi yang pada akhirnya akan mencapai panggung terbesar.
Dalam Matius 13:47-50 menceritakan sebuah perumpamaan kepada kita. Kerajaan surga diumpamakan sebuah pukat yang dilabuhkan ke laut. Yang kemudian mengumpulkan berbagai jenis ikan. Dalam Matius 13 : 48 dikatakan, “Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.” Setelah ditangkap, berbagai jenis ikan yang terkumpul di dalam pukat akan diseleksi. Ikan yang baik akan lolos seleksi dan ikan yang tidak baik akan gugur dalam seleksi.
Dalam perumpamaan mengenai pukat ini, penyeleksian dilakukan kepada ikan yang ada di dalam pukat, bukan terhadap ikan yang tidak masuk ke dalam pukat. Artinya, penyeleksian akan dilakukan kepada orang-orang yang telah percaya dan dibaptis, bukan kepada orang yang tidak percaya dan belum dibaptis. Jika diibaratkan seperti acara pencarian bakat, maka orang yang telah percaya dan dibaptis adalah orang-orang yang telah mendaftarkan diri dan lolos audisi. Mereka sedang dalam proses untuk menuju jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan orang-orang yang belum percaya dan belum dibaptis adalah seperti orang-orang yang tidak mengikuti ajang pencarian bakat sama sekali sehingga tidak ada keperluan untuk diseleksi.
Dari sini, perumpamaan ini mengingatkan kepada kita, orang-orang yang telah percaya dan dibaptis, bahwa perjalanan iman kita tidak selesai ketika kita percaya dan menerima baptisan. Justru perjalanan iman kita baru dimulai setelah kita menerima baptisan. Dan di dalam perjalanan inilah kita perlu berjuang sedemikian keras untuk bisa mendapatkan mahkota kemenangan. Seperti Tuhan Yesus mengatakan, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” (Luk 13:24)
Dapatkah kita bertahan pada iman kita sampai akhir? Dapatkah kita tetap setia melayani Tuhan sampai akhir? Dapatkah kita senantiasa mengasihi Tuhan dan sesama sampai akhir? Atau justru kita tidak lolos seleksi karena didapati bahwa kita adalah ikan yang tidak baik?
Hari ini, marilah kita senantiasa berjaga-jaga dan terus memperbaharui kerohanian kita dari hari ke hari. Agar kita pada akhirnya didapati sebagai ikan yang baik dan lolos seleksi untuk menerima janji kerajaan surga. Haleluya Amin!