SAUH BAGI JIWA
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman“
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman“
Memiliki mulut untuk dapat berbicara sesungguhnya merupakan sebuah karunia yang tidak ternilai. Melalui perkataan, kita dapat menyapa tetangga kita yang sedang lewat di depan rumah kita dan menanyakan kabarnya. Dengan perkataan, kita juga dapat membuat guyonan sehingga orang lain menjadi terhibur dan tertawa. Namun, dengan perkataan, kita juga dapat menyebarkan gosip yang menyebabkan perseteruan. Dan dengan perkataan, kita juga dapat mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati sahabat kita.
Karena itulah Tuhan Yesus menasihatkan agar kita berhati-hati dengan perkataan kita, karena “setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”
Perkataan sia-sia adalah perkataan yang tidak berguna, hampa, tidak membangun, dan yang tidak memiliki tujuan yang baik. Contohnya adalah mengeluh, bergosip, berbohong, berkata kasar, guyonan yang jorok dan kotor, cemoohan, dan juga dusta. Ketika sedang berkumpul bersama teman-teman, kita dapat tergoda untuk membicarakan kejelekan orang lain. Ketika sedang marah, terkadang kita tidak dapat mengendalikan diri dan kemudian mengeluarkan perkataan-perkataan yang teledor dan tidak pantas.
Sebagai anak-anak Allah, tentunya Allah tidak menghendaki perkataan yang sia-sia seperti ini keluar dari mulut kita. Demikianlah rasul Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Efesus memberikan nasihat kepada kita, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:29)
Lalu, bagaimanakah agar kita tidak mengeluarkan perkataan yang kotor, dan sebaliknya dapat mengeluarkan perkataan yang baik dan membangun?
Tuhan Yesus mengatakan, “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” Karena itu, dengan menyimpan segala hal yang mulia dan membuang segala hal yang kotor dari dalam hati kita, maka hal-hal mulia yang ada di dalam hati kita itulah yang akan meluap keluar melalui perkataan kita. Ketika hati kita melimpah dengan ucapan syukur, maka perkataan kita pun akan penuh ucapan syukur. Ketika hati kita dipenuhi Firman Allah, maka perkataan kita pun akan selaras dengan Firman Tuhan.
Hari ini, biarlah kita boleh menjaga perkataan kita. Tidak lagi mengeluarkan perkataan sia-sia yang kotor, yang kosong, atau yang sembrono, tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur (Efesus 5:4). Dengan demikian, pada hari penghakiman, kita pun akan dibenarkan karena perkataan kita. Haleluya!