SAUH BAGI JIWA
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
“Mengikut Yesus keputusanku,
Mengikut Yesus keputusanku,
Mengikut Yesus keputusanku,
Ku tak ingkar, ku tak ingkar.”,
Ini adalah sepenggal lirik yang terdapat di dalam Kidung Rohani nomor 417. Lagu yang menyatakan tekad kita untuk terus setia mengikuti Yesus sepanjang hidup kita. Bahwa keputusan kita mengikut Yesus adalah keputusan yang tidak akan pernah kita sesali.
Keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus ini juga telah diambil oleh seorang pemungut cukai bernama Matius (Luk 5:27), yang disebut juga Lewi, anak Alfeus (Mrk 2:14). Ketika ia sedang duduk di rumah cukainya, Tuhan Yesus datang menghampirinya dan mengatakan kepadanya untuk mengikuti-Nya. Saat itu juga, berdirilah Matius dan mengikut Yesus. Matius inilah yang kemudian menjadi salah satu dari kedua belas murid Tuhan Yesus.
Matius bukan hanya memberikan teladan kepada kita bagaimana mengambil keputusan untuk mengikut Yesus, tetapi Matius juga memberikan teladan bagaimana mengikut Tuhan Yesus yang seutuhnya.
Matius memiliki pekerjaan sebagai pemungut cukai, sebuah pekerjaan yang sangat menjanjikan. Secara materi dia tidak berkekurangan, bahkan berkelimpahan. Hal ini nampak dari perjamuan besar yang diadakannya untuk Yesus, dan banyaknya pemungut cukai dan orang-orang yang diundang dalam perjamuan tersebut (Lukas 5:29). Walau demikian, ketika Yesus mengundangnya untuk menjadi murid-Nya, tanpa perlu berpikir dua kali, Matius pun langsung memutuskan untuk mengikuti Yesus dan meninggalkan segala sesuatunya (Lukas 5:28).
Meninggalkan segala sesuatunya inilah yang juga dituntut oleh Tuhan Yesus dari setiap kita, orang-orang yang percaya kepada-Nya. Seperti Yesus pernah mengatakan, “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Luk 14:33) “Segala sesuatu” di sini tidak hanya berbicara mengenai hal-hal yang bersifat materi saja, tetapi juga bagaimana kita meninggalkan iman kepercayaan kita yang lama, tradisi budaya lama kita yang bertentangan dengan iman kekristenan, dan juga melepaskan dosa-dosa serta kebiasaan-kebiasaan buruk kita.
Keputusan Matius dalam mengikut Yesus menjadi sebuah refleksi bagi kita, yang juga telah mengambil keputusan untuk percaya kepada Yesus. Mengikut Yesus sesungguhnya bukan hanya percaya dan dibaptis. Untuk mengikut Yesus, kita juga perlu meninggalkan segala sesuatunya yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Hari ini, setelah mengambil keputusan untuk mengikuti Yesus, apakah kita telah meninggalkan segala sesuatunya? Sanggupkah kita seperti Matius, yang memutuskan untuk mengikuti Tuhan Yesus dan meninggalkan segala sesuatunya?
Menjadi pengikut Kristus, marilah kita meninggalkan ragi yang lama, yang penuh dengan keburukan dan kejahatan, dan hiduplah sebagai adonan yang baru, yang penuh dengan kemurnian dan kebenaran (1 Kor 5:7-8). Haleluya!