SAUH BAGI JIWA
“Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?”
“Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?”
Ketika Yesus tiba di Kapernaum, seorang lumpuh dibawa kepada-Nya. Yesus pun berkata kepadanya: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka beberapa orang ahli Taurat berkata dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Walaupun mereka berkata dalam hatinya, Tuhan Yesus mengetahui pikiran mereka dan berkata kepada mereka, “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?”
Demikianlah Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati kita. Seperti Daud menuliskan, “Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.” (Mazmur 139:2). Apapun yang kita lakukan, baik kita duduk atau berdiri, Tuhan mengetahuinya. Dan lebih daripada itu, Allah juga tahu apa yang ada di dalam pikiran kita. Ya! Di hadapan Allah tidak ada yang tersembunyi. Karena itulah kita perlu berhati-hati dalam apa yang kita pikirkan dan lakukan.
Seperti kitab Amsal juga mengatakan, “Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.” (Amsal 15:3). Apapun yang kita lakukan, segala sesuatunya berada dalam pengamatan dan pengawasan Allah. Yunus, berpikir dirinya dapat melarikan diri jauh dari hadapan Tuhan, dia pun naik kapal ke Tarsis dan turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ. Namun di tempat yang paling tersembunyi sekalipun, Allah tahu dan melihatnya.
Kiranya kemahatahuan Allah ini membuat kita dapat menjalani hidup di dalam kekudusan dan menjauhi dosa, bahwa Allah akan menghakimi setiap perbuatan yang kita lakukan. Seperti pengkhotbah mengatakan, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” (Pengkhotbah 12:13-14).
Terkadang kita tidak menyadari apa yang masih perlu diperbaiki dalam pemikiran kita. Karena itu, seperti Daud, kita mau memohon kepada Tuhan, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23-24)
Mengetahui bahwa Allah melihat dan memperhatikan setiap langkah hidup kita, biarlah setiap harinya kita boleh menjaga bukan hanya perbuatan dan perkataan kita, terlebih lagi apa yang ada dalam pikiran dan hati kita. Haleluya!