SAUH BAGI JIWA
Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
(Mat 8:2)
Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
(Mat 8:2)
Setiap orang yang terkena penyakit pasti ingin dirinya lekas sembuh. Saya ingat ketika sakit gigi, walau hanya satu gigi yang nyeri, namun benar-benar membuat tubuh tidak nyaman. Kepala ikut sakit. Tidak bisa makan. Tidak bisa beraktivitas. Inginnya lekas-lekas sembuh.
Covid-19 juga membuat banyak orang yang terinfeksi olehnya menjadi sangat menderita. Penciuman terganggu. Badan terasa lemas. Tenggorokan sakit. Dan juga, pergerakan kita dibatasi. Tidak boleh keluar rumah. Harus menjauh dari orang-orang agar tidak menularkan virus.
Ternyata penanganan terhadap pasien covid-19 ini ada kemiripan dengan pasien penyakit kusta. Orang-orang yang menderita kusta juga harus mengasingkan diri. Mereka tidak dapat tinggal di tengah masyarakat dan harus berada jauh dari orang-orang yang dikasihinya. Inilah ketentuan hukum Taurat bahwa “ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.” (Im 13:46). Tentu saja hal ini menyebabkan dirinya tertekan, baik secara fisik maupun mental.
Mengetahui Tuhan Yesus datang, walau seharusnya ia menjauh dari orang banyak, namun ia berani mendekati Tuhan Yesus dengan orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Dia. Lalu ia pun sujud menyembah Tuhan Yesus dan berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Maka Tuhan Yesus pun mengulurkan tangan dan menyembuhkannya.
Menghadapi berbagai persoalan di dalam kehidupan kita, marilah kita seperti orang kusta ini yang datang ke hadapan Tuhan Yesus. Walau dokter begitu hebat, peralatan begitu canggih, Tuhanlah yang berkuasa dan memiliki otoritas atas penyakit kita.
Lalu sujudlah memohon kepada-Nya di dalam doa. Berdoalah dengan sungguh-sungguh dan dengan sikap yang rendah hati. Mohonlah belas kasihan dan kekuatan dari Tuhan untuk bisa menghadapi persoalan yang sedang terjadi.
Dan dengan iman, percaya bahwa Dia sanggup menyelesaikan permasalahan setiap permasalahan yang kita hadapi, sesuai dengan cara-Nya, dan menurut waktu-Nya.
Seperti orang kusta ini mengatakan, “Tuan, jika Tuan mau”, biarlah kita juga dapat berserah sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Apapun yang terjadi, baik kita sembuh ataupun tetap sakit. Baik permasalahan yang kita hadapi dapat terselesaikan atau justru bertambah rumit, yakinlah selalu bahwa “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pkh 3:11)
Haleluya !