SAUH BAGI JIWA
“Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.” (Mazmur 145:8)
“Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.” (Mazmur 145:8)
Kasih Tuhan kepada umat-Nya bisa kita lihat ketika Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir dan penyertaan-Nya selama perjalanan mereka di padang gurun. Ketika sampai di tepi Laut Teberau, orang Israel berseru dengan ketakutan. Di hadapan mereka terbentang laut, sementara di belakang, pasukan Mesir sedang mengejar mereka. Tuhan menyelamatkan mereka dengan membelah Laut Teberau sehingga mereka dapat berjalan di atas tanah yang kering. Sedangkan pengejar-pengejar mereka dicampakkan ke dalam air. Ketika mereka berada di padang gurun, Tuhan memberikan tiang awan dan tiang api untuk menuntun mereka pada siang dan malam hari. Dia memberikan roti dari langit untuk menghilangkan lapar dan memberikan air dari gunung batu untuk melepaskan dahaga mereka. Selain itu, Tuhan memberikan berbagai peraturan, hukum serta ketetapan-Nya kepada mereka. Dia juga menyuruh bangsa Israel masuk dan menduduki negeri yang dengan telah dijanjikan-Nya kepada mereka. Empat puluh tahun lamanya Allah memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak.
Kesabaran Tuhan nampak ketika Dia berulang kali mengampuni kesalahan dan dosa orang Israel. Bangsa Israel adalah bangsa yang bebal dan tegar tengkuk. Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah dilakukan Tuhan di antara mereka. Mereka mengeraskan tengkuk dan ingin kembali pada perbudakan di Mesir. Namun Tuhan mau mengampuni dan tidak meninggalkan mereka, bahkan setelah mereka menista Tuhan dengan membuat anak lembu tuangan dan berkata: ‘Inilah Allahmu yang menuntun engkau keluar dari Mesir!’
Walaupun demikian, Tuhan tetap menepati janji-Nya untuk membuat keturunan mereka banyak seperti bintang-bintang di langit dan membawa mereka masuk dan menduduki tanah perjanjian. Mereka menempati kota-kota yang berkubu dan tanah yang subur. Mereka menduduki rumah-rumah yang penuh berisi berbagai-bagai barang yang baik, tempat-tempat air pahatan, kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, dan pohon-pohon buah-buahan dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka makan dan menjadi kenyang dan gemuk. Mereka hidup mewah karena kebaikan Tuhan yang besar (Neh. 9:6-31).
Itulah Tuhan kita. Dia adalah Allah yang sangat baik dan sabar. Namun di balik kasih dan kesabaran-Nya itu, sesungguhnya Dia menghendaki agar kita bertobat. Rasul Paulus mengingatkan dalam Roma 2:4: “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” Dia selalu memberikan kita kesempatan untuk bertobat. Rasul Petrus juga mengatakan hal yang sama, “Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat.” (2Ptr. 3:15) Selama kesempatan itu ada, kita harus segera mengakui dosa-dosa kita dan bertobat. Jangan sampai kita terlambat dan menyesal.