SAUH BAGI JIWA
“Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu.” (2 Tesalonika 1:11)
“Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu.” (2 Tesalonika 1:11)
Sebagai orang-orang pilihan Allah, kita telah dipanggil dengan panggilan kudus untuk menjadi anak-anak-Nya. Kelak, kita akan mewarisi kerajaan sorga. Sebagai anak-anak kerajaan, kita memiliki status yang tinggi dan mulia. Sikap dan perbuatan kita pun seharusnya selaras dengan status itu. Kita harus menunjukkan bahwa kita memang layak menyandang status sebagai anak-anak Allah.
Hal pertama yang harus kita miliki sebagai anak-anak Allah adalah iman kepada Allah. Sama seperti seorang anak yang percaya kepada bapanya, kita pun harus percaya sepenuhnya kepada Bapa kita di sorga. “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu.” (Kol. 2:7a) Untuk bisa berakar dan dibangun di atas Dia, kita harus mengenal Allah. Kita bisa mengenal Allah melalui firman-Nya. Kita harus rajin membaca Alkitab dan merenungkannya, sambil memohon hikmat dari Allah agar kita dapat memperoleh pengertian. “Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.” (Ams. 2:4-5)
Hal kedua adalah memiliki karakter Allah. Sebagai anak Allah, kita harus memiliki sifat-sifat Allah. Allah itu penuh kasih, baik, sabar, lemah lembut, dan murah hati. Untuk memiliki karakter seperti Allah, kita harus menghasilkan buah roh seperti yang disebut di dalam Galatia 5:22-23, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Selanjutnya, kita harus hidup dalam kekudusan. “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1Ptr. 1:16) Kehidupan kita harus mencerminkan Kristus dan dapat menjadi persembahan yang harum bagi-Nya. Efesus 1:4 juga berkata, “Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
Marilah kita memeriksa diri kita masing-masing. Apakah kita telah hidup berpadanan dengan panggilan surgawi tersebut? Saat ini, kita masih memiliki kesempatan untuk menyempurnakan apa yang masih kurang pada diri kita. Hargailah waktu yang ada. Hiduplah berpadanan dengan panggilan tersebut, sehingga kita dapat menjadi ahli waris dari harta yang telah dijanjikan dan memperoleh kehidupan kekal yang kita nantikan.
Panggilan Allah itu begitu mulia. Karena itu, kita harus memelihara dan memegang kasih karunia Allah dengan teguh. “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus.” (Ef. 1:18)