SAUH BAGI JIWA
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai”
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai”
Pernahkah saudara menemukan seorang yang seumur hidupnya selalu berbahagia dan tidak pernah berduka atau bersedih? Mungkin tidak ada satu pun manusia yang kehidupannya selalu berjalan baik dan lancar. Suka duka datang silih berganti menghiasi kehidupan di dunia ini.
Sukacita dapat dengan mudah berubah menjadi dukacita. Namun mengubah dukacita menjadi sorak-sorai kebahagiaan mungkin bukanlah hal yang mudah bagi kebanyakan orang. Kepergian orang yang dikasihi, kehilangan hal yang berharga, perjuangan melawan sakit-penyakit, kesulitan yang datang bertubi-tubi, atau menghadapi sebuah penyesalan dapat menyebabkan kita sangat berduka. Saat Yakub mendengar kabar bahwa Yusuf, anaknya yang terkasih, telah tiada, ia sangat berduka dan menangisi Yusuf. Tidak ada seorang pun dapat menghiburnya.
Saat kita berduka, meskipun banyak orang berusaha bersimpati, semua itu belum tentu dapat menghibur kita. Tidak ada satu orang manusia pun yang sungguh-sungguh mampu mengangkat mereka yang terpuruk dalam lembah duka.
Ada seorang saudari yang mengalami penderitaan yang sangat berat melawan penyakit kanker stadium akhir. Namun ia dapat melaluinya dengan iman yang teguh. Ia menyaksikan kasih Tuhan yang ia rasakan di tengah-tengah penderitaannya. Bahkan ia menguatkan orang-orang lain yang mungkin penderitaannya tidak sebesar yang dialaminya. Saya masih ingat ketika saudari ini membagikan sebuah ayat yang tertulis dalam kitab Habakuk 3:17-19,
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.”
Kesaksiannya sungguh mengharukan dan menggugah hati. Untuk bisa melakukan semua ini, tentu saudari ini memperoleh penghiburan di balik penderitaannya. Siapakah yang membuatnya bertahan di tengah penderitaannya?
Tuhan Yesus memberikan Roh Penolong yang dapat memberikan penghiburan yang tidak dapat diberikan oleh siapa pun. Roh Kudus menguatkan saudari ini melalui setiap tahap kehidupannya. Saat ia menghembuskan nafas yang terakhir, ia tetap memuliakan Tuhan. Sungguh suatu hal yang sangat indah karena ia mengakhiri semua penderitaannya dengan tetap menjaga imannya sampai akhir.
Tuhan Yesus sendiri telah turun ke dunia sebagai manusia yang merasakan penderitaan dan dukacita. Karena itu, Ia dapat mengerti betapa kita memerlukan penghibur yang sejati, yaitu Roh Kudus. Roh Kudus yang diberikan Tuhan memampukan kita melalui penderitaan dan dukacita, bahkan memberikan penghiburan sehingga kita dapat mengerti bahwa segala yang kita rasakan itu hanyalah untuk sementara. Pada akhirnya kita akan mendapatkan kebahagiaan kekal bersama Bapa di Surga jika kita bertahan sampai akhir.
Saat berduka, kita dapat memohon kepada Tuhan agar memberikan penghiburan yang sejati. Ia mampu memberikan damai sejahtera dan sorak-sorai sukacita sehingga kita bisa tetap bersinar terang dan memuliakan nama-Nya meskipun di tengah dukacita.