SAUH BAGI JIWA
“Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada”
“Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada”
Bangsa Israel pertama kali menaikkan pujian ketika mereka telah menyeberangi Laut Merah. Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menaikkan pujian kepada Tuhan (Kel 15:2-18). Pujian itu merupakan ungkapan rasa syukur mereka atas penyelamatan yang telah diberikan Tuhan kepada mereka.
Daud adalah orang yang suka memuji Tuhan. Hal ini dapat terlihat dari begitu banyaknya mazmur yang dibuat dan dinaikkannya bagi Tuhan. Mazmur-mazmur itu merupakan ungkapan rasa syukurnya kepada Tuhan. Saat tabut Allah berhasil dipindahkan dari Kiryat-Yearim ke Yerusalem setelah sebelumnya tabut itu dirampas oleh orang Filistin, untuk pertama kalinya Daud mengangkat beberapa orang Lewi sebagai pelayan untuk memasyhurkan nama Tuhan dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya (1Taw 16:4).
Pada zaman Perjanjian Baru, puji-pujian kepada Tuhan juga dilakukan. Setelah mengadakan perjamuan malam bersama murid-murid-Nya, Yesus menyanyikan kidung pujian (Mat 26:30). Rasul Paulus pun demikian. Ketika ia dan Silas sedang berada di dalam penjara, mereka menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan. Paulus mendorong kita untuk menyanyikan mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, bahkan bersorak bagi Tuhan dengan segenap hati (Kol 3:16; Ef 5:19). Kelak malaikat dan orang-orang kudus-Nya akan menyanyikan suatu nyanyian baru bagi Tuhan (Why 5:9).
“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” (Why 4:11)
Inilah salah satu alasan mengapa puji-pujian dinaikkan kepada Tuhan. Pujian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah kita kepada Tuhan. Sebagai umat Kristen, kita harus senantiasa menaikkan pujian bagi Dia dengan segenap hati kita. Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas kasih, kebaikan, dan kemurahan-Nya, melalui pujian kita juga menyatakan keagungan dan kebesaran-Nya.
Ketika kita menaikkan pujian bagi Tuhan, kita harus melakukannya dengan sikap yang benar dan dengan segenap hati kita. Renungkan liriknya dengan seksama. Jangan hanya menyanyikannya di bibir, tetapi resapi kata-katanya. Mazmur 22:4 berkata bahwa Tuhan bersemayam di atas puji-pujian. Pujian yang tulus berkenan kepada-Nya sehingga Dia mau menyatakan hadirat, kehendak dan kuasa-Nya di dalam hidup kita. Inilah sebabnya puji-pujian dapat memberikan kita kekuatan dan penghiburan ketika kita sedang lemah dan putus asa. Pujian juga dapat membangkitkan semangat dan membuat kita bersukacita. Maka janganlah kita mengabaikan atau meremehkan pujian.
Kiranya Tuhan dapat disenangkan oleh pujian yang kita nyanyikan sehingga kita memperoleh berkat dan sukacita melalui kuasa dan hadirat-Nya yang dinyatakan-Nya kepada kita.