SAUH BAGI JIWA
“Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang”
(Kisah Para Rasul 10:34)
“Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang”
(Kisah Para Rasul 10:34)
Suatu siang ketika sedang berdoa, Petrus mendapat penglihatan. Dia melihat langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang. Ada bermacam-macam binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Lalu ada suara yang menyuruhnya untuk menyembelih binatang-binatang itu dan memakannya. Petrus tidak mau memakannya karena menurutnya binatang-binatang itu haram dan tidak tahir. Suara itu berkata bahwa apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh dinyatakan haram. Peristiwa itu terjadi sampai tiga kali, kemudian benda itu terangkat ke langit. Pada waktu itu Petrus masih belum mengerti arti penglihatan itu. Ketika Kornelius datang dan mengatakan bahwa dia diberitahu oleh malaikat untuk menjemput Petrus, barulah Petrus mengerti bahwa ia tidak boleh membeda-bedakan orang.
“Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.” (Kis 10:35) Kornelius adalah seorang perwira pasukan Italia. Walaupun ia bukan orang Yahudi, Allah berkenan kepadanya dan memberikan kesempatan untuk mendengar pemberitaan Injil dan memperoleh pencurahan Roh Kudus. Mengapa demikian? Sebab dia adalah orang yang saleh, takut akan Tuhan dan suka memberi sedekah kepada orang Yahudi, serta senantiasa berdoa kepada Allah.
Selama ini orang Israel, termasuk Petrus, memiliki pemahaman yang keliru mengenai umat pilihan. Mereka menganggap bahwa hanya orang Yahudi yang berkenan kepada Allah dan dipilih untuk menjadi umat-Nya. Anggapan seperti ini merupakan sikap yang merendahkan bangsa-bangsa lain. Padahal kita tahu bahwa Yesus mati untuk semua manusia. Dia telah menyediakan jalan keselamatan, bukan hanya untuk bangsa Yahudi, melainkan bagi bangsa-bangsa lain juga. Kisah Para Rasul 11:18b menuliskan, “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” Bahkan Allah secara khusus memilih Paulus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, seperti yang ia saksikan sendiri: “Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.” (Kis 22:21)
Allah menerima semua orang yang mau datang kepada-Nya tanpa memandang muka. Penatua Yakobus mengingatkan kita, “Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” (Yak 2:1)
Kita tidak boleh membeda-bedakan orang atau memandang muka. Kita harus memberitakan tentang jalan keselamatan kepada semua orang dan menerima mereka yang mau menyambut kabar gembira ini dengan penuh sukacita. Siapapun dia, laki-laki atau perempuan, tua atau muda, miskin atau kaya, hamba atau tuan dari segala penjuru dunia yang mau menerima Injil harus kita sambut dengan tangan terbuka. “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.” (Rm 10:12)