SAUH BAGI JIWA
“Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatkannya” Matius 7:13-14
“Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatkannya” Matius 7:13-14
Suatu ketika, pesawat yang akan kami tumpangi berangkat pada dini hari. Lalu kami pun memesan sebuah hotel yang letaknya dekat dengan bandara. Dengan menggunakan aplikasi, kami mengambil rute terpendek agar lebih cepat sampai. Tanpa disangka, ternyata rute tersebut membawa kami melalui jalan yang begitu sukar untuk dilalui. Setelah sampai, ternyata hotel tersebut berada di jalan besar. Kalau kami tahu rute pendek ini begitu sukar, tentu saja kami akan memilih melewati jalan yang lebih besar walaupun sedikit memutar. Untuk bisa sampai ke hotel, ada banyak pilihan jalan. Baik yang sempit ataupun yang lebar jalannya, semuanya akan membawa kita sampai ke tujuan. Namun apakah demikian dengan jalan menuju ke sorga?
Matius menuliskan ada dua jalan. Yang satu jalannya luas dan pintunya lebar, tetapi jalan ini menuju kebinasaan. Dan yang satunya lagi, jalannya sempit dan pintunya sesak, namun jalan ini menuju kehidupan.
Sebagai manusia, tentunya kita ingin segala sesuatunya mudah dan menyenangkan. Karena itu, lebih banyak orang yang memilih untuk melalui jalan yang luas, dan hanya sedikit orang yang akan memilih untuk melewati jalan yang sempit.
Mengapa jalan menuju ke sorga digambarkan sebagai jalan yang sempit? Tuhan Yesus pernah berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24). Artinya, hidup yang kita jalani bukan lagi untuk diri kita sendiri dan melakukan apa yang kita mau, melainkan hidup untuk Kristus, dan yang kita lakukan adalah kehendak Allah. Inilah bagaimana kita menjalani hidup di jalan yang sempit. Sebab, “barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Gal. 5:24).
Melewati jalan yang sempit, ada banyak kesukaran dan penderitaan yang harus kita lewati. Tetapi, melewati jalan sempit inilah akan membawa kita menuju kehidupan. “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (2Kor. 4:17)
Karena itu, tetaplah berjuang menempuh jalan yang sempit ini. Walau sukar, namun hanya melalui jalan inilah akan membawa kita menuju kehidupan yang kekal. Kiranya Tuhan Yesus membantu kita. Haleluya!