SAUH BAGI JIWA
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Pet 5:7)
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Pet 5:7)
Beberapa hari yang lalu, telinga kanan saya terasa nyeri sekali. Rasa nyeri tersebut seakan menarik semua syaraf telinga dan kepala saya secara bersamaan sehingga membuat aktivitas saya terganggu. Awalnya saya mendiamkan rasa sakit itu dengan harapan rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Namun, bukannya menghilang, rasa sakit itu justru juga membuat kemampuan mendengar saya menurun.
Saya menjadi khawatir sekali jika telinga saya menjadi tuli seketika. Rasa khawatir berlebihan mulai menjalar dalam pikiran saya. Segala kemungkinan terburuk terlintas dalam benak saya hingga menyebabkan saya kehilangan nafsu makan dan tidak bisa tidur dengan nyenyak di malam hari. Padahal saya masih rutin berdoa dan ikut doa malam bersama dengan beberapa pemuda lain. Namun, rasa khawatir yang berlebihan masih mendominasi pikiran saya sehingga tidak ada rasa damai sejahtera dan sukacita sama sekali dalam diri saya. Hal ini berlangsung selama beberapa hari hingga saya memutuskan untuk segera berkonsultasi ke dokter THT yang disarankan oleh salah satu rekan saya.
Saat berkonsultasi dengan dokter THT, terlihat jelas bahwa penyebab sakit telinga saya disebabkan oleh jamur. Dokter segera mencabut semua jamur yang bersarang di telinga saya dan memberikan antibiotik. Tak lama setelah itu, kemampuan mendengar saya menjadi normal kembali. Rasa khawatir saya pun langsung menghilang, berganti dengan rasa damai sejahtera dan sukacita yang kembali menyelimuti hati dan pikiran saya.
Sangat mudah untuk bersukacita dan merasakan damai sejahtera jika masalah yang sedang kita hadapi akhirnya dapat terselesaikan. Namun, pada waktu kita sedang menghadapi masalah demi masalah dalam hidup, seringkali kita kehilangan rasa damai sejahtera dan sukacita karena kita terlalu khawatir dengan masalah yang sedang kita hadapi. Kita pasti tidak lupa untuk berdoa ketika sedang menghadapi masalah, bahkan mungkin waktu doa kita menjadi lebih panjang dari biasanya.
Namun, mengapa kita tetap tidak bisa merasakan damai sejahtera dan sukacita walaupun telah berdoa? Tentu masalah yang kita hadapi tidak hilang seketika ketika kita berdoa. Kita masih harus tetap menghadapi masalah itu setelah kita selesai berdoa. Tetapi, jika kita tidak menyerahkan rasa khawatir kita kepada Tuhan, maka kita tidak akan bisa merasakan damai sejahtera dan sukacita ketika menghadapi masalah tersebut, sekalipun kita sudah berdoa.
Kita bisa mengatakan bahwa kita percaya kepada Tuhan, tetapi belum tentu kita bersandar kepada Tuhan dan bisa menyerahkan rasa khawatir kita kepada Tuhan. Hal yang saya alami merupakan contohnya. Ketika saya tidak memiliki nafsu makan dan tidak bisa tidur nyenyak di malam hari karena seluruh pikiran saya dipenuhi dengan rasa khawatir, maka itu berarti saya belum menyerahkan rasa khawatir saya kepada Tuhan. Padahal rasa khawatir tidak akan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dan malah bisa membuat daya tahan tubuh kita menurun. Oleh sebab itu, surat 1 Pet 5:7 mengingatkan kepada kita untuk menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Tuhan, sebab Ia yang memelihara kita.
Kekhawatiran yang berlebih tidak membantu kita menyelesaikan masalah. Sebaliknya, di dalam kekhawatiran–saat kita percaya dan mengimani bahwa Tuhan sungguh peduli, sayang dan bahkan sedang memelihara kita–justru kita dapat merasakan damai sejahtera dan sukacita di tengah masalah ataupun kesulitan yang sedang kita hadapi. Ingatlah, kekuatiran yang berlebihan ketika sedang menghadapi masalah di dalam hidup kita tidak akan menyelesaikan masalah tersebut. Sebaliknya, dengan kita menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Tuhan, barulah kita dapat merasakan damai sejahtera dan sukacita di tengah masalah yang sedang kita hadapi.