SAUH BAGI JIWA
“Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!” (Mzm. 115:1)
“Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!” (Mzm. 115:1)
Tatkala Anda banyak melayani di gereja, dan semakin banyak orang akan meyakinkan dan memuji Anda, saat itulah Anda harus berhati-hati, karena ini mungkin ini menjadi awal bahaya kejatuhan. Kesombongan dan membesarkan diri mungkin tanpa disadari menyusup ke dalam hati Anda, lambat laun mengikis kerendahan hati dan ketaatan Anda.
Setahap demi setahap, Anda tidak lagi suka mendengar nasihat dari orang lain, dan tanpa sadar merasa diri sendiri selalu benar, menjadikan daerah pelayanan Anda sebagai daerah kekuasaan pribadi, dan mengelolanya menurut pikiran dan kehendak sendiri. Lebih parah lagi bila gereja kemudian memutuskan sesuatu yang tidak sesuai dengan pikiran dan harapan Anda, mungkin bukan saja Anda tidak mau bekerja sama, tetapi bahkan berusaha melawan dan menganggap itu adalah kewajiban Anda melindungi ladang Allah.
Bila Anda pernah, atau mungkin sedang mengalami kejadian ini, hendaklah Anda cepat-cepat kembali ke titik awal rendah hati dan taat. Jika tidak, kesudahannya akan sangat menyedihkan. Pelayanan setia sebelumnya akan sirna ditelan kesombongan, akhirnya bersalah kepada Allah, dan kehilangan penyertaan dan berkat dari Allah.
Pemazmur zaman dahulu berharap, bukan kepada kami beri kemuliaan, tetapi kepada nama TUHAN sajalah. Cara berpikir pemazmur ini adalah cara yang paling baik untuk melawan kesombongan. Hari ini, berapa banyak pun kita melakukan pekerjaan Tuhan, jangan kita terus ingat dan simpan di hati. Janganlah kita terus menerus hitung jasa kita, mengingat-ingat apa yang kita kerjakan untuk Tuhan. Sesungguhnya Tuhanlah yang membantu kita sehingga dapat melakukan semuanya itu, maka kita harus beri kemuliaan kepada Allah, bukan kepada diri sendiri!
Tuhan Yesus pernah berfirman: “Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (Luk. 17:9-10)
Ya! Hamba melakukan tugas yang diperintahkan tuannya adalah hal yang lumrah; setelah selesai, tuannya tidak perlu berterima kasih kepadanya. Kita semua adalah hamba Allah bekerja untuk Allah, apakah berharap Allah berterima kasih kepada kita? Kita menyadari bahwa kita adalah ciptaan Allah, kita ini tidak ada apa-apanya, mana boleh berebut kemuliaan dengan Allah?
Ya Tuhan! Ampunilah kami yang sering melupakan diri kami sebagai hamba yang tidak berguna, melupakan apa yang kami kerjakan adalah tugas kewajiban kami. Mohon Engkau menolong kami agar ingat, bukan kepada kami beri kemuliaan, tetapi kepada nama-Mu saja. Kami juga memohon, ketika kemuliaan bagi nama-Mu, Engkau juga memberkati kami dengan damai sejahtera, kesehatan, sukacita, dan kepuasan!