SAUH BAGI JIWA
Saya pernah mengalami pendarahan selama kira-kira satu bulan. Akibat pendarahan ini, seluruh tubuh saya merasa lemas, kepala saya sering sakit, muka saya terlihat pucat, dan juga emosi saya menjadi kurang stabil. Membuat saya tidak dapat beraktivitas seperti biasanya.
Di dalam Alkitab, dicatatkan juga mengenai seorang yang sakit pendarahan. Namun bukan hanya dalam satu atau dua bulan lamanya, tetapi selama dua belas tahun. Suatu kondisi yang benar-benar tidak mudah untuk dijalani, baik secara fisik dan mental. Secara fisik, penyakit akan membuat tubuhnya merasa tidak nyaman. Dan semakin lama, penyakitnya akan menjadi semakin parah dan membuat tubuhnya menjadi semakin lemah. Secara mental, ia akan merasakan depresi. Terlebih menurut hukum Taurat, dirinya tidak dapat bergaul dengan siapapun, karena dirinya adalah seorang yang najis (Im 15:25).
Mengetahui bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan, ia pun mendekati Tuhan Yesus dan menjamah jumbai jubah-Nya. Ia berkata dalam hatinya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mat 9:21). Karena imannya, seketika itu juga ia sembuh dari penyakit yang sudah dideritanya selama 12 tahun.
Inilah iman. “Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Mrk 11:23)
Walaupun perempuan ini belum sembuh, hatinya benar-benar percaya bahwa dirinya akan sembuh. Dengan memiliki iman seperti inilah, Tuhan Yesus juga mengharapkan ketika kita berdoa kepada-Nya, “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Mrk 11:24)
Sahabat, saat engkau menderita sakit penyakit, mengalami kedukaan, ataupun menghadapi masalah yang berat yang walaupun sudah bertahun-tahun lamanya namun tidak kunjung selesai, janganlah menyerah dan berputus asa. Teguhkanlah hatimu dan berimanlah kepada Tuhan. Tidak ada hal yang mustahil bagi-Nya. Dengan iman, datang dan mohonlah kepada-Nya dengan segenap hatimu.
Maka seperti yang dikatakan Yeremia, “… apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu…” (Yeremia 29 :12-14a).
Namun, bagi yang menderita sakit-penyakit cukup lama dan sudah sungguh-sungguh berdoa tetapi tak kunjung sembuh; bukan berarti ia adalah seorang yang tidak beriman. Rasul Paulus pun pernah berdoa sungguh-sungguh sebanyak tiga kali agar Tuhan mengangkat sakit-penyakitnya. Tetapi Tuhan menjawab, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Kor 12:9). Kadangkala, dalam sakit-penyakit, Tuhan memiliki maksud-Nya tersendiri dalam kehidupan kita. Selain di dalam kelemahan kita dapat semakin bersandar pada kasih-Nya, kuasa-Nya pun dapat semakin disempurnakan dalam kita agar iman kerohanian kita tetap dijaga-Nya sampai ke titik perjuangan terakhir.
Haleluya !