SAUH BAGI JIWA
Dari Redup Bersinar Terang
“…Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku” (2 Timotius 4:11)
“…Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku” (2 Timotius 4:11)
Di dalam kitab Kisah Para Rasul, kita bisa menemukan perselisihan antara dua rasul besar, yaitu Barnabas dan Paulus (Kis 15:35-41). Barnabas hendak membawa Markus untuk mengunjungi kota-kota yang telah diinjili. Akan tetapi Paulus tidak setuju, karena dulu Markus pernah menolak untuk bekerja sama. Sebenarnya, Markus tahu bahwa dia salah dan mengalami kemunduran iman saat itu sehingga dia menolak tugas pelayanan Tuhan dan meninggalkan Paulus.
Keadaan Markus bagaikan sebuah pelita yang redup. Lalu apa yang dilakukannya? Markus mau bertobat dan kembali ke jalan Tuhan. Layaknya anak bungsu yang hilang dan kembali kepada ayahnya, Markus pun kembali melakukan pelayanannya. Markus kembali ikut berlayar ke Siprus bersama dengan Barnabas. Bahkan beberapa surat dalam Perjanjian Baru mencatatkan bahwa Paulus menganggap pelayanan Markus penting baginya dan Petrus menyebut Markus sebagai anaknya.
Pada hari ini, apakah kita pernah mengalami hal yang serupa dengan Markus? Kemunduran iman –meskipun tidak dapat terlihat secara fisik, dapat kita rasakan secara rohani. Secara fisik tubuh datang beribadah di gereja, tetapi hati jauh daripada Tuhan. Kebaktian pun hanya menjadi sebuah rutinitas. Selain itu, ada pula yang memang sudah tidak datang berkebaktian. Beberapa justru merasa enggan untuk kembali karena perasaan malu dan bersalah.
Namun, ketahuilah bahwa Allah begitu mengasihi kita dan Dia masih mau memberikan kita kesempatan untuk kembali kepada-Nya. Bapa di dalam perumpamaan anak yang hilang memberikan anak bungsunya hal-hal yang luar biasa–merangkul dan mencium anaknya, memakaikan jubah, cincin, sepatu, dan bahkan sampai mengadakan sebuah perayaan sukacita.
Demikian pula halnya, pada hari ini, selagi masih ada kesempatan untuk mendekat dan kembali kepada Tuhan, marilah kita melayani-Nya dengan sepenuh hati dan jangan lewatkan kesempatan tersebut. Selain itu, marilah kita bersama-sama memperbaiki kualitas ibadah kita – memberikan konsentrasi penuh selama mengikuti ibadah dan dengan kerendahan hati menerima siraman firman Tuhan ke dalam hati kita. Dengan memperbaiki diri kita setiap hari, niscaya kita juga dapat menjadi seperti Markus yang dahulu redup, kini bersinar terang. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.