SAUH BAGI JIWA
Sepanjang Jalan Tidak Berkekurangan
“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1)
“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1)
Ada yang mengatakan hidup itu bagaikan jalanan beraspal. Saat jalan itu diberikan aspal, terasa baru dan mulus. Lambat laun, karena panas matahari, dinginnya air hujan, serta beban kendaraan yang terus-menerus melewati; jalanan beraspal mulai rusak dan berlubang. Demikian pula hidup ini, keinginan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik seringkali terhambat oleh berbagai penderitaan dan kesulitan yang menghadang. Sebagai pengikut Tuhan, bagaimanakah kita menyikapi tantangan yang demikian?
Penulis Kitab Mazmur, Raja Daud pernah menuliskan, “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Mazmur tersebut merupakan kenangan Raja Daud semasa mudanya. Sebagai seorang gembala domba, yang seringkali harus berhadap-hadapan dengan singa dan beruang, ia sungguh merasakan bagaimana Tuhan memimpin hidupnya. Tuhan bagaikan gembala yang memimpin, berjalan di depannya, sehingga ia tidak perlu khawatir dan takut.
Hari ini, seringkali kita dipenuhi oleh rasa khawatir yang berlebihan, apalagi dengan adanya kebutuhan rumah tangga yang meningkat–semakin memicu kekhawatiran kita: Apakah kita masih sanggup untuk menafkahi kebutuhan keluarga? Bagaimana kita melewati keadaan ekonomi yang belum tentu membaik di masa depan?
Dalam Injil Matius 6:26-34, Tuhan Yesus memberitahukan kepada orang banyak bahwa mereka yang larut dalam kekhawatiran dan menjadi tidak percaya pada janji Tuhan, mereka akan menjadi sama seperti bangsa-bangsa yang terus mencari dan mengumpulkan segala kebutuhan yang mereka perlukan–dengan mengandalkan usaha dan kekuatan mereka sendiri. Namun, Tuhan Yesus kembali mengingatkan, dengan cara yang demikian pun, mereka yang khawatir dan tidak percaya tetap akan terjebak dalam kegelisahan dan ketidak-damaian hidup menghadapi berbagai kekhawatiran dan kesusahan hari esok.
Sebaliknya, mereka yang menyerahkan kekhawatirannya kepada Tuhan, bersandar pada janji pemeliharaan Tuhan, memberikan yang terbaik dalam usaha mereka dan tetap setia dalam mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya; Tuhan Yesus memberi janji penghiburan bahwa Allah Bapa yang di sorga akan menambahkan–sebab Allah tahu apa yang mereka butuhkan.
Di sisi lain, Pemazmur juga mengingatkan bahwa orang yang hidupnya berkenan di hadapan-Nya, Tuhan akan menopangnya saat ia jatuh sehingga ia tidak sampai tergeletak (Mzm 37:23-24). Dengan kata lain, bukan berarti kita –sebagai pengikut Tuhan– tidak akan mengalami kesulitan, kepahitan ataupun penderitaan; melainkan saat mengalami berbagai kesusahan, tangan Tuhan akan menopang – menjadi penyangga untuk menahan beban dan menjadi sandaran bagi kita.
Bagaimana Tuhan menyokong kita? “TUHAN adalah gembalaku,” Pemazmur menjelaskan. Kata “gembala” dalam bahasa Ibrani dapat juga diterjemahkan secara harfiah sebagai kata kerja “memberi makan dengan cukup” –seperti halnya gembala yang membawa domba-dombanya ke padang rumput. Kata “cukup” di sini memiliki nuansa “tidak berlebih.” Oleh sebab itu, Pemazmur melanjutkan, saat ia menjadikan Tuhan sebagai gembalanya, maka keinginan untuk mengingini menjadi tidak ada.
Hari ini, pernyataan Pemazmur mengajarkan kepada kita untuk belajar mencukupkan diri dengan apa yang sudah kita miliki. Seringkali kita merasa lebih khawatir terhadap keinginan yang belum dapat terpenuhi dibandingkan dengan berkat pemeliharaan yang sudah kita terima. Namun, pernyataan “Tuhan adalah gembalaku” mengingatkan kita untuk taat pada bimbingan Tuhan, yang telah mencukupkan keperluan kita–bukan melimpahkan apa yang kita ingini. Dengan belajar untuk mencukupkan diri, maka kita semakin menyadari, menghargai dan tidak menyepelekan sekecil apapun berkat Tuhan dalam hidup kita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.