SAUH BAGI JIWA
Tinggal Kenangan
“Maka aku berkata dalam hati: “Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?” Lalu aku berkata dalam hati, bahwa ini pun sia-sia. Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!“ (Pengkhotbah 2:15-16)
“Maka aku berkata dalam hati: “Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?” Lalu aku berkata dalam hati, bahwa ini pun sia-sia. Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!“ (Pengkhotbah 2:15-16)
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus, sebagian besar dari antara kita tentu pernah menghadiri reunian, entah reunian teman-teman semasa sekolah atau semasa kuliah dulu. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa reunian menjadi momen untuk mengenang masa-masa sekolah atau kuliah dulu. Tentu banyak kisah dan peristiwa yang terjadi di masa yang lampau, mulai dari kisah cinta sampai peristiwa-peristiwa lucu yang terjadi pada masa-masa saat itu. Kenangan-kenangan tersebut menjadi topik hangat untuk diperbincangkan kembali. Tetapi itu semua hanya sebatas kenangan saja, dan tidak bisa terulang kembali.
Pengkhotbah sudah jauh hari mencatatkannya untuk kita semua, “Tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh.” Mengapa Pengkhotbah menuliskan demikian? Karena pada hari-hari yang akan datang semuanya akan terlupakan begitu saja, terlebih lagi ketika kita semua sudah meninggal (Pkh 2:16). Entah keberhasilan atau kegagalan kita, akan terlupakan begitu saja. Satu atau dua generasi mungkin saja masih ingat, tetapi di generasi selanjutnya sudah tidak ada lagi yang mengingat. Semuanya tinggal kenangannya saja.
Kembali pada momen reunian, tidak jarang orang juga seringkali menceritakan dan membanggakan prestasi, pencapaian, keberhasilan yang telah mereka raih. Mungkin termasuk pribadi kita sendiri saat ini. Bahkan di dalam kesaksian-kesaksian saudara-saudari seiman kita, tanpa disadari terkadang juga lebih menonjolkan keberhasilannya dibandingkan dengan kuasa Tuhan yang ada di belakang keberhasilan itu semua. Satu hal yang perlu kita ingat selalu, bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan untuk kemuliaan nama Tuhan (Rm 11:36).
Oleh karena itu, Pengkhotbah mengatakan tidak ada kenangan yang kekal di dalam kehidupan kita di dunia ini. Lalu untuk apa kita terlalu bermegah dan membanggakan keberhasilan dan pencapaian kita? Padahal, semua orang akan mencapai satu titik yang sama yaitu kematian, dan semuanya sirna begitu saja. Kiranya Tuhan senantiasa membimbing, agar kita dapat selalu mengingat kemurahan berkat dan pertolongan-Nya di dalam segala pencapaian dan usaha kita. Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.