Berjalan Bersama Indah (Bagian Akhir)
Lalu kami membawanya ke dokter. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat lapisan lemak yang menutupi jantungnya. Dokter menyimpulkan bahwa hal tersebut tidak berbahaya, Tetapi malam itu,
Lalu kami membawanya ke dokter. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat lapisan lemak yang menutupi jantungnya. Dokter menyimpulkan bahwa hal tersebut tidak berbahaya, Tetapi malam itu,
Kelas Remaja kami ada seorang gadis, adik kelas. Aku sebenarnya menaruh hati, tetapi aku tidak berani mengungkapkan perasaanku. Aku hanya bisa menyimpannya di dalam hati…
Setiap tahun kami berempat selalu meluangkan waktu untuk melakukan rekreasi keluarga. Jauh-jauh hari, kami sudah memesan kamar hotel untuk liburan tahun 2018. Kami tetap pergi, walaupun putri kami mengalami cedera…
Saya senang sekali bisa diterima kuliah di Bandung. Untuk jurusan yang saya incar, memang perguruan tinggi di Bandung adalah salah satu yang terbaik. Terkadang saya merasa rindu pada orangtua dan teman-teman di Jakarta. Bersyukur, saya masih memiliki komunitas di Gereja…
Mula-mula saya bisa mengenal teman baru yang seorang pria, karena dikenalkan oleh seorang teman saya yang lain. Saat itu, saya berpikir bahwa perkenalan ini hanya untuk menambah teman…
Mama beragama Kristen, biasa beribadah ke suatu gereja sedangkan papa beragama lain. Saya ikut iman kepercayaan mama, sehingga sejak kecil saya sudah tahu bahwa Tuhan yang kami sembah adalah Yesus. Hanya saja, saya tidak terlalu mendalami Alkitab…
Kata mama, nanti kamu hidup susah, sering ditinggal, dan lain sebagainya. Mama juga menambahkan, kalau aku tetap mau jodoh yang gereja, boleh saja, asalkan jangan pendeta. Lalu kuceritakan pembicaraan aku dengan mama kepadanya..
Suatu hari seorang istri pendeta di Gereja memberiku selembar kertas. Ternyata kertas itu berisikan nomor HP seorang jemaat di Malaysia. Aku diminta untuk menjadi teman komunikasi. Beliau menyampaikan bahwa siapa tahu jemaat tersebut cocok untuk dilanjutkan menjadi pasangan hidup..
Suatu hari, dia datang melamarku. Tentu aku senang dan menjawab “bersedia.” Tetapi aku utarakan hal yang mengganjal di hati, yaitu kalau ingin menikah, maka harus menikah di Gereja-ku, supaya kami dapat menjadi: “satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan.”
Kami cuma dua bersaudara. Bayangan masa kecil terekam di otak kami, saat melihat orangtua sering bertengkar. Tidak jarang kami melihat kekerasan terjadi pada mama. Kalau sudah begitu, badanku gemetar. Lalu entah mengapa, aku langsung muntah-muntah…