SAUH BAGI JIWA
Sejak masuk ke dalam keluarga bangsa terpilih, menantu Yehuda bernama Tamar menjadikan Allah keluarga suaminya menjadi Allah pribadinya. Bahkan ia berbuat sedemikian rupa untuk melanjutkan garis keturunan Yehuda dengan mengandung dari mertuanya. Allah memandangnya sebagai kebenaran iman.
Rahab adalah seorang pelacur di kota Yerikho. Sewaktu Yosua mengutus dua orang untuk mengintai kota Yerikho, ia dengan berani menyembunyikan kedua orang itu untuk menyelamatkan mereka.
Banyak orang dari bangsa asing sudah mendengar mujizat yang dilakukan Allah dalam memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, namun mereka hanya sekadar mendengar saja, tidak seperti Rahab yang kemudian menjadi percaya kepada Allah. Rahap berbeda dengan orang banyak karena ia menyatakan imannya kepada Allah dalam perbuatan nyata, dengan menyelamatkan dua pengintai itu dan mempertaruhkan nyawanya, akhirnya ia mendapatkan berkat luar biasa bagi dirinya dan keluarganya.
Rut adalah menantu Naomi. Ia tidak mau meninggalkan Naomi setelah suaminya meninggal. Walaupun didesak oleh mertuanya itu untuk pulang ke rumah asalnya, ia dengan tegas berkata kepada Naomi: “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.” (Rut 1:16-17) Sejak ia menikah dan masuk ke dalam keluarga umat pilihan, ia berjumpa dengan Allah dan beribadah kepada-Nya. Keteguhan imannya ini akhirnya menghasilkan keluarga yang berbahagia dan berpengharapan.
Tamar, Rahab dan Rut, semuanya berasal dari bangsa bukan Yahudi. Sebelumnya mereka tidak memiliki bagian dalam keselamatan Allah, tetapi mereka mendapat kesempatan bertemu dengan Tuhan, dan dengan iman yang sederhana menjadi percaya dan menyembah Allah. Mereka memegang erat-erat janji Allah. Hikmat mereka mendatangkan anugerah yang tidak terbayangkan oleh orang dunia, karena nama mereka termasuk dalam silsilah Daud dan Tuhan Yesus, mendapat kemuliaan dan berkat yang tidak mereka duga sebelumnya.
Sejak zaman dahulu banyak sekali orang mendapat kesempatan bertemu dengan Tuhan, tetapi mereka hanya berpapasan saja dengan Allah tanpa memperhatikan-Nya. Akibatnya mereka tidak memperoleh berkat hidup kekal yang diperoleh ketiga perempuan itu. Hari ini kita sangat bersyukur karena dapat menjadi anak-anak Allah. Biarlah kita meneladani ketiga perempuan itu dengan erat memegang janji Allah, sehingga kelak bersama-sama mereka menikmati kebahagiaan di surga.