SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 31 Aug 2020
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”” (Rm. 4:18)
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”” (Rm. 4:18)
Bila kita adalah Abaraham yang sudah berusia 100 tahun, dan istri kita sudah berumur 90 tahun dan sudah jauh melewati masa melahirkan, apakah kita masih dapat percaya bahwa ia akan melahirkan anak kita? Apakah kita masih bisa percaya pada janji Allah yang mengatakan bahwa ia akan mendapatkan anak?
Kita tidak tahu apakah Abraham memberitahukan kepada sanak keluarga dan teman-temannya akan janji Allah ini. Kalau pun ya, pastilah setiap orang yang mendengarnya akan menertawakannya, dan bersimpati menganggapnya sudah tua sehingga mulai sedikit kurang waras karena percaya buta akan janji yang mustahil itu.
Tetapi inilah Abraham; dia tidak pernah ragu akan janji Allah, sehingga sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, dia tetap berharap juga dan percaya. Maka Abraham tidak lagi memperhatikan usianya yang uzur itu, juga tidak risau dengan usia Sarah yang rahimnya telah tertutup. Yang Abraham lihat hanyalah Allah yang berjanji kepadanya. Dia hanya menatap Allah sang pencipta kehidupan.
Dengan demikian, Abraham tidak kehilangan iman dan pengharapan, walaupun semua fakta di depan matanya mengarah kepada ‘tidak mungkin’. Abraham percaya sepenuhnya bahwa Allah dapat mengubah yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Akhirnya setelah imannya teruji, Abraham mendapatkan anak yang Allah janjikan.
Tuhan yang hidup adalah Allah yang Mahakuasa, dan kuasa-Nya tak terbatas. Yang menjadi batasan itu adalah ketidakpercayaan hati manusia. Abraham sudah berumur 100 tahun dan Sarah berumur 90 tahun. Umur 100 dan 90 ini sangat terlalu lanjut untuk melahirkan anak, sehingga merupakan sesuatu yang mustahil menurut pengetahuan manusia. Tetapi jangan kita lupa bahwa Allah kita dapat menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada.
Ketika gereja mencari tempat ibadah dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk membeli tanah dan membangunnya, dari manakah uangnya? Gereja kita sudah berdiri lebih dari 100 tahun, dan setiap kali mau membeli atau membangun gereja, kita selalu kekurangan dana dalam jumlah besar. Tetapi karena Allah yang berkehendak membangunnya, maka usaha itu tidak pernah gagal. Asalkan kita percaya seperti Abraham kepada janji Allah, maka semuanya akan terjadi.
Yang perlu kita kuatirkan bukanlah biaya yang sangat besar. Asalkan kita sekuat tenaga memberi persembahan, maka sisanya akan Allah cukupi, sama seperti Allah memungkinkan Sarah yang sudah lewat masanya untuk melahirkan. Yang kita perlu kuatirkan adalah apabila kita tidak mempunyai iman seperti Abraham, dan inilah inti permasalahannya!
“Dreaming of springtime” by Davide Gabino (aka Stròlic Furlàn) is licensed under CC BY-ND
“Serene Beach” by Darshan Simha is licensed under CC BY
“light Bulb” by Theo Crazzolara is licensed under CC BY
“Local Stream – June 2016 – EXPLORED” by Clint__Budd is licensed under CC BY