SAUH BAGI JIWA
“Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebutkan lembah Akhor.” (Yosua 7:26)
“Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebutkan lembah Akhor.” (Yosua 7:26)
Sewaktu bangsa Israel menyerang kota Yerikho, mereka memakai cara sesuai petunjuk Allah, maka Allah menyerahkan kota itu kepada mereka sehingga dengan mudah mereka merebutnya.
Mereka lalu melanjutkan kemenangan ini lalu menyerang kota Ai. Tetapi ada seorang yang melanggar perintah Allah, dia mengambil barang-barang yang dikhususkan untuk dipunahkan sewaktu merebut Yerikho, maka Allah murka terhadap mereka, Allah tidak lagi menyertai mereka sewaktu menyerang Ai, akibatnya 3000 orang yang dikirim untuk menyerang Ai itu kalah dan melarikan diri dari depan orang-orang Ai, dan 36 orang tewas dari antara mereka. Bangsa Israel yang semangatnya melambung setelah mengalahkan Yerikho, sekarang kalah melawan Ai, iman mereka runtuh, mereka menjadi bingung!
Yosua kemudian bertanya kepada Allah mengapa mereka bisa mengalami tragedi ini. Allah memberi tahu dia bahwa ada satu orang yang melanggar perintah-Nya dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan, itulah sebab mereka mengalami kekalahan. Hanyalah dengan memusnahkan barang-barang yang dikhususkan itu Allah berkenan menyertai mereka.
Yosua akhirnya mendapati Akhan dari bani Yehuda yang melakukan dosa itu, Yosua berkata: “Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini.” (Yosua 7:25) Maka rakyat membawa Akhan ke lembah Akhor dan melempari dia dengan batu hingga mati, barang-barang yang dikhususkan itu juga dibakar dengan api. Lalu surutlah murka Allah yang menyala-nyala itu.
Lembah Akhor yang tadinya adalah tenang dan permai, karena dosa Akhan, berubah menjadi tempat penguburan Akhan, karena itu lembah itu dinamai lembah Akhor yang berarti ‘menyusahkan’. Tetapi di kemudian hari, Allah melalui nabi Hosea memberitahu umat Israel, bila mereka bertobat dan membuang dosa, Allah akan membuat lembah Akhor itu menjadi ‘pintu pengharapan’. (Hosea 2:15)
Ternyata perubahan dari ‘lembah menyusahkan’ menjadi ‘pintu pengharapan’ hanyalah satu langkah, yaitu rela bertobat dan membuang dosa di depan Allah.
Akhan karena tamak mengambil barang yang dilarang oleh Allah sehingga membuat seluruh umat Israel susah, tidak dapat merebut kota Ai, hal ini juga mempengaruhi iman mereka untuk masuk ke negeri Kanaan. Kejadian sejarah ini memperingatkan kita agar dalam segala hal kita harus taat pada perintah Allah, terlebih dalam melakukan pekerjaan kudus gereja, janganlah kita membiarkan pendapat, pikiran, kepentingan pribadi dan keinginan daging mempengaruhinya. Seorang yang memakai dusta dan kepalsuan mempengaruhi iman jemaat dan keputusan mereka akan menyusahkan gereja dan menghambat perkembangannya, dia pasti mendatangkan murka Allah dan harus menanggung akibatnya.
Jemaat tidak tahu apa yang dilakukan oleh seseorang, tetapi Allah tahu semuanya, jangan beranggapan orang dapat menipu Allah. Bila dia mengikuti keinginan daging bertindak, akhirnya dia menjadi seperti Akhan yang dibenci dan dicampakkan Allah.
“Green Valley” by Thomas Maluck Foto/Film is licensed under CC BY-ND