SAUH BAGI JIWA
“Ketika perempuan itu tiba, dibujuknya suaminya untuk meminta ladang kepada ayahnya. Maka turunlah perempuan itu dari keledainya, lalu berkatalah Kaleb kepadanya: “Ada apa?” Jawabnya: “Berikanlah kepadaku hadiah; telah kauberikan kepadaku tanah yang gersang, berikanlah juga kepadaku mata air.” Lalu diberikannyalah kepadanya mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir.” (Yosua 15:18-19)
“Ketika perempuan itu tiba, dibujuknya suaminya untuk meminta ladang kepada ayahnya. Maka turunlah perempuan itu dari keledainya, lalu berkatalah Kaleb kepadanya: “Ada apa?” Jawabnya: “Berikanlah kepadaku hadiah; telah kauberikan kepadaku tanah yang gersang, berikanlah juga kepadaku mata air.” Lalu diberikannyalah kepadanya mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir.” (Yosua 15:18-19)
Sewaktu Kaleb memberikan Akhsa, putrinya, menjadi istri Otniel, maka Akhsa meminta kepada ayahnya itu sebidang tanah, dan juga mata air untuk mengairi tanah yang gersang itu. Kaleb mendengarkan permintaan anaknya ini, lalu memberikan kepadanya mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir.
Tanah yang diperoleh Akhsa merupakan tanah di selatan yang gersang karena teriknya matahari. Namun bersyukur ayahnya memberikan dia juga mata air di hulu dan di hilir, sehingga dapat menyirami tanahnya yang gersang menjadi ladang yang subur dan sejuk.
Hari ini ketika kita berada dalam situasi yang sangat berat, laksana berada di tanah gersang yang terkena panas terik dan tandus, kita pun mau memohon kepada Allah, Bapa kita Yang Maha Pengasih, agar mengaruniakan kepada kita mata air, yang dapat menyiram dan menyejukkan hati kita. Walau berada dalam kesukaran, kita tetap dapat bersukacita di dalam Tuhan.
Ketika Daud dan orang-orangnya kembali ke Ziklag, mereka mendapati kota itu sudah dibakar habis oleh orang Amalek. Istri serta anak-anak mereka ditawan oleh orang Amalek. Mengalami situasi seperti itu, Daud dan orang-orangnya pun menangis dengan nyaring.
Ketika orang-orang menjadi marah kepada Daud dan hendak melempari dia dengan batu, “… Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.” (1Samuel 30:6). Maka Allah berfirman kepada Daud untuk membawa orang-orangnya mengejar musuh. Dan akhirnya mereka pun bisa membebaskan semua tawanan, istri serta anak-anak mereka.
Kita pun mau seperti Daud, yang mengerti untuk bersandar kepada Allah ketika menghadapi situasi yang sulit. Ketika kita dapat menguatkan kepercayaan kita kepada TUHAN, sepenuhnya bersandar kepada Allah, maka Tuhan pun akan membantu kita dalam mengatasi kesulitan ini.
Hizkia, sewaktu menghadapi serangan pasukan Sanherib, raja Asyur, keadaannya sedemikian genting namun dia tidak takut karena dia percaya kepada Allah. Seperti yang dikiaskan di dalam kitab Mazmur: “Sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.” (Mazmur 46:3-4). Dan dia pun menyanyikan lagu kemenangan bersama-sama rakyatnya: “Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.” (Mazmur 46:5-6)
Sebagai umat Kristen, kita tetap berpengharapan walaupun berada di dalam penganiayaan, tetap bersukacita walaupun berada di dalam kesusahan, tetap memiliki damai sejahtera walaupun berada dalam penderitaan, tetap mendapatkan penghiburan walaupun sedang susah hati, karena Allah memberikan mata air sukacita kepada kita. Seperti kata Daud: “Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai: “Segala mata airku ada di dalammu.“” (Mazmur 87:7)
“Kozjak Waterfalls” by Lorenzo L M. is licensed under CC BY-ND