SAUH BAGI JIWA
“Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.”” (Yohanes 19:11)
“Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.”” (Yohanes 19:11)
Sewaktu mengadili Yesus, Pilatus berkata: “Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” Dan Yesus menjawab “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas.”
Pilatus, sebagai orang yang memiliki jabatan dan kekuasaan, merasa punya kuasa untuk bisa membebaskan atau menyalibkan Yesus. Namun sesungguhnya, bila Allah tidak berkenan, siapakah manusia yang berkuasa melakukan sesuatu?
Apakah Yudas Iskariot berkuasa menjual Tuhan Yesus? Apakah imam besar, para tua-tua, ahli Taurat, dan orang Farisi berkuasa mendakwa Tuhan Yesus? Apakah Pilatus berkuasa untuk memvonis dan menyalibkan Tuhan Yesus? Tidak, tidak seorang pun mempunyai kuasa berbuat seperti itu jika kuasa itu tidak diberikan dari atas, mereka sama sekali tidak bisa berbuat apa pun terhadap Tuhan Yesus.
Hari ini, apa pun yang terjadi pada kita, anak-anak Allah, entah menurut kita itu adalah hal yang baik atau buruk, apakah itu berkat atau penderitaan, semuanya terjadi oleh persetujuan Allah. Semuanya ini adalah kehendak Allah. Jikalau kuasa itu tidak diberikan dari atas, siapa pun tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kita.
Karena itu, kita patut bersyukur kepada Allah yang Mahakuasa, atas kehendak-Nya yang baik dan sempurna kepada kita. Mungkin pada awalnya kita tidak mengerti sehingga tidak bisa menerimanya, tetapi setelah itu, kita akan dapat melihat dan mengakui dari lubuk hati kita: betapa kehendak Allah itu baik bagi kita!
Ada seorang saudari yang banyak mengalami penderitaan berbagi pengalaman hidupnya dengan saya. Dia berkata: ‘Ketika saya mengalami penderitaan yang sangat berat, pencobaan yang sangat ganas, ancaman orang jahat yang bertubi-tubi, saya akan melihat bahwa semuanya ini adalah atas kehendak Tuhan, agar iman saya semakin sempurna. Semuanya ini terjadi untuk kebaikan saya. Dan saya akan merasakan seluruh penderitaan ini bukanlah apa-apa. Bila Allah menghendaki hal itu terulang sekali lagi, saya pun tidak akan menolaknya!’
Saya sangat salut terhadap imannya! Dia sama sekali tidak menunjukkan ketakutan menjalani hidupnya yang penuh dengan penindasan, penghinaan, permusuhan, pengasingan, fitnah, dan luka. Sebaliknya, dia bersyukur kepada Allah dan menyebarkan keharuman Kristus ke mana pun dia pergi!
Kita pun mau belajar memiliki iman seperti ini. Semua hal buruk yang kita alami, ketika orang berbuat jahat terhadap kita, dan semua pukulan yang mereka lakukan terhadap kita, kita dapat melihatnya sebagai berkat, agar iman kita semakin sempurna.
“God be with ye” by Leonard J Matthews is licensed under CC BY-ND