SAUH BAGI JIWA
“Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.” (1Yohanes 5:21)
“Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.” (1Yohanes 5:21)
Manusia menyembah berhala yang bisa berwujud atau bisa yang tidak berwujud. Patung berhala buatan tangan manusia adalah berhala berwujud yang disembah oleh orang-orang. Ada juga orang yang terkenal dalam bidang politik, dalam bidang agama, dalam bidang bisnis, dalam dunia hiburan, bisa menjadi idola yang dikejar-kejar dan dijunjung oleh banyak orang, ini juga adalah salah satu bentuk berhala berwujud. Bentuk lain berhala adalah yang tak berwujud, seperti uang, kekuasaan, nama baik, ilmu pengetahuan, kedudukan, dan sebagainya, ia walaupun tidak berbentuk, tetapi bila menjadi dambaan dan pengejaran setiap orang, tanpa sadar ia menjadi berhala di dalam hati orang-orang itu.
Umat Kristen memang tidak akan menyembah berhala buatan tangan manusia, tetapi yang menakutkan dan menyedihkan adalah ada sebagian umat Kristen tanpa sadar menjadikan pendeta, penatua, diaken, atau saudara yang mereka hormati, sebagai berhala di dalam hati mereka, menganggap apa yang dilakukan dan diucapkan oleh idolanya itu semuanya benar tanpa memeriksa kebenarannya.
Jadi bila engkau menganggap seseorang yang kau hormati adalah benar dalam segala tindakan dan ucapannya, tanpa memeriksa dan mencocokkannya dengan kebenaran Alkitab, kemungkinan engkau sudah menjadikannya sebagai berhala bagimu.
Pendeta, penatua, diaken juga sama seperti kita adalah manusia yang punya kelemahan, kita tidak boleh menyamakan mereka sebagai Tuhan, atau utusan Tuhan. Bagi kita, hanya ada satu Tuhan yaitu Tuhan Yesus, bukan orang lain. Karena itu kita perlu sering menyempurnakan rohani, banyak berdoa membaca Alkitab, dipenuhi oleh Roh Kudus dan bersandar kepada pimpinan-Nya, dengan demikian kita punya kemampuan untuk membedakan mana yang benar mana yang salah, kita juga mampu mengerti apa maksud firman Tuhan dan apa kehendak-Nya terhadap kita. Kita tidak akan lagi menganggap orang yang kita hormati itu sempurna tanpa kesalahan, menganggap semua yang dilakukan atau diucapkannya selalu benar.
Semua manusia berdosa, tidak ada orang yang sempurna, yang perbuatan dan ucapannya selalu benar. Kita sama sekali tidak boleh menjadikan seseorang sebagai berhala dan menjadi penyembahnya.
Nabi Elisa oleh pengutusan Allah melakukan banyak mujizat dan tanda heran, tanpa Allah Elisa sama sekali tidak dapat melakukan mujizat mujizat itu. Sewaktu perempuan Sunem menemui Elisa agar anaknya yang telah mati itu bisa dibangkitkan, Elisa mengatakan bahwa Allah menyembunyikan perkara itu dari padanya sehingga dia tidak mengetahuinya. Terbukti nabi juga adalah manusia biasa, tanpa wahyu dari Allah dia tidak akan tahu semuanya. Sewaktu dia mendoakan anak perempuan yang sudah mati itu, pertama kali anak itu tidak segera bangkit, melainkan hanya pada kali kedua dia berdoa, anak itu bangkit. Jadi nabi Elisa yang bisa melakukan mujizat itu pun bila tidak disertai kuasa Allah, tidak akan mampu melakukan mujizat apa lagi membangkitkan orang mati.
Setelah Musa mati, Allah sendiri yang menguburkan jenazahnya, maksudnya adalah agar jangan sampai umat Israel menjadikan mayatnya sebagai berhala dan menyembahnya.
Pembaca yang kekasih, apakah di dalam hatimu ada berhala? Hendaklah anda merenungkannya dan memeriksanya dengan seksama.
“Pondicherry Wildlife Refuge” by marknenadov is licensed under CC BY
“Winter scenery” by Infomastern is licensed under CC BY-SA
“Wadden Sea” by mini_malist (off is the new on) is licensed under CC BY-ND
“Mist 15-12-16” by Bas van Oorschot is licensed under CC BY
“Dream time” by Ah Wei (Lung Wei) is licensed under CC BY-SA
“scenery” by mike138 is licensed under CC BY-ND
“Cedar Creek” by marknenadov is licensed under CC BY
“Nebraska Fog” by Tim @ Photovisions is licensed under CC BY-ND