SAUH BAGI JIWA
“Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!”” (Lukas 18:40-41)
“Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!”” (Lukas 18:40-41)
Apa yang dilihat seorang tunanetra dalam seumur hidupnya hanyalah kekosongan dan kegelapan, tiada rupa maupun warna, sungguh merupakan orang yang paling malang di dunia! Dunia ini memiliki rupa dan warna, penuh kegemilangan, namun semua ini sama sekali tidaklah berarti bagi orang buta. Bartimeus, pengemis di Yerikho, adalah seorang buta yang demikian.
Menjadi seorang pengemis saja tentunya sudah menderita, ternyata penderitaannya ditambah dengan kehilangan kemampuan melihat dari kedua matanya. Dia yang berpakaian lusuh dan tidak memiliki sandaran hidup, pasti berpikir bahwa sungguh betapa indahnya jika suatu hari ia dapat melihat! Apalagi dia sering mendengar orang membicarakan tentang Tuhan Yesus yang dapat melakukan banyak mujizat, termasuk membuat orang buta dapat melihat. Di dalam hatinya pasti ada sebuah harapan, jika ada kesempatan bertemu dengan Tuhan Yesus, maka ia juga ingin memperoleh kesembuhan dari Tuhan Yesus.
Suatu hari, impian Bartimeus ternyata terwujud. Tuhan Yesus ternyata datang ke kota Yerikho, selain itu, Tuhan Yesus juga lewat di jalan di mana Bartimeus mengemis.
Bartimeus yang matanya buta, dengan segera memegang kesempatan yang ada. Dengan suara yang keras dan sungguh-sungguh ia memohon, ia berteriak memanggil Tuhan Yesus untuk mengasihaninya. Seorang buta yang direndahkan banyak orang ini berteriak dengan begitu kerasnya, membuat orang lain terganggu sehingga ia ditegor supaya diam. Tetapi Bartimeus yang menginginkan kesembuhan dengan sepenuh hati itu tidak peduli dengan segala rintangan, semakin keras ia berseru meminta Tuhan Yesus mengasihaninya.
Bartimeus berseru memohon kepada Tuhan Yesus yang ia percayai dengan teguh dapat menyembuhkannya, demikian ia menarik perhatian Tuhan Yesus sehingga menghentikan langkah kaki dan bertanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Dengan segera ia menjawab Tuhan Yesus: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Tuhan Yesus membuat matanya dapat melihat karena imannya.
Seseorang yang memiliki iman kepada Tuhan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan keadaan lahirnya, harta, latar belakang, atau pengetahuan. Sebuah iman dari seorang yang tak memiliki apa-apa, mungkin lebih besar daripada profesor yang kaya akan pengetahuan atau bangsawan yang memiliki banyak harta. Meskipun mata Bartimeus buta, namun hatinya tidaklah buta, meskipun rupa luarnya kotor dan tidak berpengetahuan, namun ketika mendengar orang lain mengabarkan tentang Tuhan Yesus, ia percaya dengan sepenuh hati bahwa itu sebuah hal yang nyata, dan ia sangat berharap dapat bertemu dengan Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya. Maka, ketika kebetulan Tuhan Yesus lewat, ia pun berulang-ulang dengan keras berseru memanggil Tuhan Yesus mengasihaninya tanpa mempedulikan rasa benci dari orang lain, dan ia pun mendapatkan kesembuhan.
Sebaliknya, kita yang memiliki mata jasmani yang baik, malah seringkali memiliki hati yang buta. Meskipun kita memiliki Roh Kudus, tetapi seringkali tidak mengerti bagaimana merendahkan diri memohon kepada Tuhan agar Tuhan menyembuhkan dan memimpin kita. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1) Sebelum Bartimeus berjumpa Tuhan, ia melihat dasar dari segala sesuatu yang ia harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak ia lihat, yaitu menggunakan “iman”nya, ini adalah kunci untuk membuka gerbang berkat sorga dan membuka pintu kesembuhan bagi dirinya sendiri. Kiranya kita juga memiliki mata sorgawi seperti dia!