SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 13 Jun 2020
“Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: ”Bapa, Aku mengucap syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.” (Yohanes 11:41)
“Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: ”Bapa, Aku mengucap syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.” (Yohanes 11:41)
Empat hari setelah Lazarus meninggal, Yesus datang mengunjunginya. Waktu itu, Yesus menyuruh orang mengangkat batu yang menutupi kuburan itu, lalu menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.”
Urutan doa yang sungguh berbeda dengan doa kita pada umumnya! Biasanya kita akan melihat mujizat terlebih dulu, baru setelah itu mengucap syukur. Namun Tuhan Yesus berbeda. Sebelum membangkitkan Lazarus, Ia mengucap syukur terlebih dahulu kepada Allah yang telah mendengarkan doaNya.
Dari sini kita dapat memahami satu rahasia, yakni sebelum memohon, kita perlu mempersembahkan ucapan syukur terlebih dahulu atas hal yang ingin kita mohonkan kepada Tuhan. Ketika kita belum melihat awan gelap sebelum hujan, atau tanda-tanda anugerah, bersyukurlah dengan penuh iman, dan kiranya permohonan kita akan dikabulkan oleh Allah.
Mengucap syukur dan memuji Tuhan sangatlah penting agar permohonan kita dikabulkan oleh Allah. Tidak ada hal yang lebih berkenan bagi Allah selain ucapan syukur dan puji-pujian.
Pemazmur juga mengajak kita semua untuk selalu mengucap syukur:
“Masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya!” (Mazmur 100:4)
“Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur” (Mazmur 69:31)
“Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaanNya dengan sorak-sorai! “ (Mazmur 107:22)
Saya pernah mengalami penyakit, yang membuat saya sama sekali tidak ada sukacita. Ketika berdoa, hati saya sangat sedih dan cemas, dan tidak ada sama sekali ucapan syukur ataupun puji-puji kepada Allah. Kemudian saya pun mengubah cara saya berdoa, sebesar apapun rasa sakit yang saya alami, saya mau terlebih dahulu mempersembahkan ucapan syukur dan puji-pujian kepadaNya. Saya akan bersyukur, baik ataupun buruk keadaannya: baik cerah, saya bersyukur dan memuji Allah; ataupun hujan, saya juga bersyukur dan memuji Allah; bilamana orang tersenyum kepada saya, saya bersyukur dan memuji Allah, bilamana orang tidak peduli terhadap saya, saya tetap bersyukur dan memuji Allah. Maka saya pun menjadi seorang yang penuh dengan sukacita.
Kiranya hari ini, kita dapat belajar dari Tuhan Yesus dalam hal berdoa: sebelum memperoleh apa yang kita mohonkan, marilah kita terlebih dahulu dengan iman mempersembahkan ucapan syukur kepada Allah.
“Kami bersyukur kepadaMu, ya Allah, kami bersyukur, dan orang-orang yang menyerukan namaMu menceritakan perbuatan-perbuatanMu yang ajaib.” (Mazmur 75:2)
Amin!