SAUH BAGI JIWA
“Sesudah itu berkatalah ia: “Ambillah anak-anak panah itu!” Lalu diambilnya. Setelah diambilnya, berkatalah Elisa kepada raja Israel: “Pukulkanlah itu ke tanah!” Lalu dipukulkannya tiga kali, kemudian ia berhenti.” (2Raja-raja 13:18)
“Sesudah itu berkatalah ia: “Ambillah anak-anak panah itu!” Lalu diambilnya. Setelah diambilnya, berkatalah Elisa kepada raja Israel: “Pukulkanlah itu ke tanah!” Lalu dipukulkannya tiga kali, kemudian ia berhenti.” (2Raja-raja 13:18)
Ketika nabi Elisa menderita sakit yang menyebabkan kematiannya, datanglah Yoas, raja Israel, kepadanya dan menangis oleh karena dia yang dipandangnya sebagai bapa sebagai guru, raja merasa sedih dan takut.
Elisa yang menjelang ajal itu masih memperhatikan keadaan kerajaan, dia lalu menyuruh raja mengambil busur dan anak panah, lalu memanah melalui jendela yang di sebelah timur, Yoas taat dan melakukannya. Kemudian Elisa berkata: “Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap.” (2Raja-raaja 13:17)
Hanya saja nubuat Elisa bahwa Yoas akan menang melawan Aram belumlah membangkitkan iman Yoas kepada Allah. Nabi mengatakan ia akan mengalahkan Aram sampai habis lenyap, tetapi sewaktu Elisa kemudian menyuruh raja mengambil anak-anak panah itu dan memukulkannya ke tanah, Yoas hanya memukul tiga kali, lalu berhenti. Abdi Allah menjadi marah dan berkata: “Seharusnya engkau memukul lima atau enam kali! Dengan berbuat demikian engkau akan memukul Aram sampai habis lenyap. Tetapi sekarang, hanya tiga kali saja engkau akan memukul Aram.” (2Raja-raja 13:19)
Sayang sekali Yoas kurang percaya kepada Allah karena tidak yakin berkat Allah itu tidak terhingga, dia hanya memukul tiga kali saja lalu berhenti, maka berkat Allah atas dia mengalahkan Aram pun hanya tiga kali saja. Abdi Allah tidak membatasi dia memukul berapa kali, bila Yoas terus memukul, berkat Allah pun akan terus menyertainya, sayangnya dia membatasi diri sendiri, maka Allah pun memberi dia berkat sebanyak iman dia itu saja.
Kita mendengar cerita tentang orang lain, kita mudah sekali menghakimi orang itu kurang beriman kepada Allah. Namun kita harus menanyai diri sendiri apakah iman kita kepada Allah lebih besar dari pada iman Yoas? Apakah kita lebih jelas mendengar pesan Allah dari pada Yoas? Kita sudah tahu pasti Tuhan Yesus adalah Allah Yang Mahakuasa, tetapi sewaktu kita memohon pertolongan kepada-Nya karena suatu permasalahan, kita tidak cukup percaya bahwa Allah akan membantu kita.
Pembaca yang budiman, tidak percaya kepada Allah adalah masalah sangat serius! Di pihak Allah, Ia sudah menyiapkan hadiah yang sangat baik bagi kita, namun di pihak kita justru kurang percaya, kita kurang berani mengulurkan tangan menerima hadiah itu dengan demikian kehilangan berkat. Laksana Allah menyiapkan air sebanyak lautan, tetapi kita hanya berani mencedok satu sendok saja. Ini amat disayangkan!
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” (Efesus 3:20). Ingat kata ‘jauh lebih banyak’ dari pada yang kita minta, karena itu janganlah kita membatasi kuat kuasa Allah, jangan mengkerdilkan berkatnya, Allah berkelimpahan, Allah tidak terhingga, marilah kita memukul ke tanah sepuas-puasnya!
“Seeing is Believing…” by Fred Veenkamp is licensed under CC BY-SA